SENGKALA
SENGKALA
Pada malam Jumat,
16 Maret 2018 lalu,
aku mengikuti
ritual ruwatan rumah keluarga Egi Erwin, 54 tahun, di Jalan Sartika Duta, Pondok
Indah, Jakarta Selatan. Pelaku ritual adalah Ki Bledek Mangunegoro, 51 tahun,
paranormal asal Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, yang sudah puluhan tahun bermukim di Pinang
Griya, Kota Tangerang, Banten.
Ki Bledek
Mangkunegoro mempunyai ilmu linuwih, yang mampu menjinakkan jin dan setan yang
bermukim dalam sebuah rumah, yang membuat rumah seseorang menjadi sial, penuh
sengkala dan apes. Rumah mewah milik Egi Erwin yang bertingkat dua, dibangun di
atas tanah 2000 meter, bertaman luas dengan kolam renang, dianggap pemiliknya
tidak berkah, tidak nyaman dan tidak memberi keteduhan bagi penghuninya.
Bahkan, anak-anak Egi Erwin, berulang kali melihat hantu di rumah itu. Hantu
itu maujud secara kasadmata, yang pada mulanya berbentuk bayangan hitam, lalu
berubah berbentuk seperti monster yang menakutkan. Posisi mahluk gaib itu
terkadang di kolam renang saat gelap, terkadang di ruang tamu atas dan
terkadang pula muncul di gudang dekat kolam renang.
Lain dari itu,
pada rumah mewah ini, penghuninya selalu sakit-sakitan. Ada saja penyakit yang
diderita oleh Egi Erwin, yang selalu sakit pada jantungnya. Sesak nafas dan
melilit di bagian perut. Namun setelah diperiksa secara intensif ke
dokter, hasil pemeriksaan medis
menyeluruh, ternyata Egi Erwin tidak berpenyakit apa-apa. Seorang kiyai malah
bilang, bahwa Egi terkena guna-guna. Ada pesaing bisnis bidang batubara, usaha
yang digeluti Egi, yang sentimen
kepadanya dan mengirim guna-guna mencelakakan itu. “Pak Egi harus memeriksakan
hal ini kepada paranormal, dilakukan ruwatan rumah yang bisa saja dari rumah
ini yang membawa sengkala,” desis Sang Kiyai.
Selain Egi, tiga
anaknya juga, selalu bergantian terkena penyakit. Ada yang radang tenggorokan,
ada yang migren dan ada pula yang deman tinggi terus menerus. Sementara itu,
medis pun menyatakan mereka semua sehat, tidak ditemukan penyakit medis yang
berarti. “Saya berkeyakinan bahwa ada faktor nonmedis yang membuat anak-anak
saya dan saya sakit-sakitan,” ungkap Egi Erwin.
Menjelang tengah
malam, pukul 23.45, Ki Bledek Mangkunegoro, melakukan ritual dengan jamasan,
pembersihan rumah lewat media keris yang dibakar merah lalu dijilat lidah Ki
Bledek. Disertakan pula air jamasan
berisi bunga kantil, bunga melati dan bunga mawar merah di dalam baskom berisi
air. Kantil punya arti mistik yaitu, kanti laku, melati artinya: melaku sing
ati-ati, lalu mawar artinya: manusia penuh warna.
Sedangkan mantra
yang diucapkan Ki Bledek malam itu adalah mantra sakti mandraguna “Menolak Sengkala”.
Bunyinya sebagai berikut: niat ingsun nolak sengkala, Gusti. Sengkala teka
kidul balik mengidul, sengkala teka wetan balik mengetan, sengkala teka lor
balik mengalor, sengkala teka kulon balik mengulon, sengkala teka ngisor amblas
tengahe bumi, sengkala teka nduwur mumbul menduwur awang-awang, nuwun selamat
Gusti, nuwun selamat.
Setelah membaca
mantra, tangan Ki Bledek disapu ke udara, tubuhnya lalu terbang dan suaranya
mengaum seperti suara harimau. Saat begitu, ternyata Ki Bledek sedang betarung
dengan lima hantu penghuni rumah Egi Erwin. Hantu dari jin jahat itu menyerang
dan tidak mau mengalah begitu saja. KI Bledek bertarung habis-habisan melawan
lima jin itu dan tubuhnya berkeringat dingin dan wajahnya berubah seperti
macan.
Setelah memenangkan
pertarungan, Ki Bledek memanggil seluruh keluarga Egi dan mereka berdoa
bersama, termasuk Misteri yang ikutan dalam ritual itu. Ki Bledek memimpin doa
dan semua harus mengikuti doa itu. Setelah berdoa, smua penghuni meminum air
putih yang sudah dimantari dan semua memakan bunga yang ada, satu persatu.
Kantil satu, mawar satu dan melati satu. Sisa air, haruslah dibuat mandi
sekeluarga Egi dan sisanya disiramkan di seluruh pojok rumah. “Setelah ini,
saya jamin rumah ini sudah bersih dan semua yang sakit selama ini karena
jin-jin itu, sembuh dan tidak akan menderita lagi. Jin-jin itu sudah saya usir
dan mereka saya buang ke Laut Selatan, tempat asalnya berada,” desis Ki Bledek.
Benar saja, malam
itu juga penderitaan keluarga itu tuntas sudah. Egi tidak sakit jantung dan
pernafasan lagi. Istrinya yang kabur dipastikan kembali lagi ke rumah dalam
waktu seminggu, tiga anaknya, Nita. Hera dan Lugi, semua langsung sehat dan
semua keluhan penderitaan mereka
langsung cespleng sembuh total. “Jika rumah ini tidak diruwat, tidak
dibersihkan, saya yakin penyakit keluarga bapak akan semakin parah dan keluhan
akan terus bertambah. Lebih dari itu, Pak, rejekih bapak akan membaik, usaha
akan lancer dan semua urusan gampang diselesaikan. Saya jamin dan saya berani
garansi 1000 persen,” ungkap Ki Bledek kepada Egi Erwin, yang disambut anggukan
kepala oleh pengusdaha batubara besar di Kalimantan Selatan tersebut.
Sudah lima bulan
istri Egi, Maryati Hasan, pergi meninggalkan rumah. Egi mengaku jujur bahwa
istrinya itu terlibat perselingkuhan dengan anak muda pemain sinetron dan
bintang iklan brondong. Ki Bledek, malam itu, memanggil roh Maryati dan
diajaknya dialog, setelah itu diperintahkan pulang ke rumah. “Kasihan suami dan
anak-anakmu, pulanglah kau. Jika tidak, kaua akan mati tabrakan di jalan. Ayo
sadarlah dan kembalilah ke jalan yang benar,” bentak Ki Bledek, sambil
memejamk
an matanya, seakan Maryati berada di hadapannya.
Arkian, keajaiban
alam semesta pun terjadi. Pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 23.30 malam, Maryati menelpon Egi Erwin dan minta dijemput
di bandara Soekarno-Hatta. Dia mengaku
datang dari Sydney, Australia dan sudah memutuskan hubungan dengan selingkuhannya
itu. Kekasih brondongnya itu, kini
ditinggal di Sydney dan Maryati mengaku kapok dan meminta maaf kepada
Egi dan anak-anak. Bersama tiga anaknya, Egi Erwin menjemput Maryati dan kini
mereka berkumpul lagi di rumah mewah Pondok Indah tersebut.***


Komentar
Posting Komentar