SUNDEL BOLONG


Misteri Sejati: Tia Aweni D.Paramitha
Sundel Bolong

            Jantungku berdetak hebat tatkala aku melihat sosok perempuan berambut panjang membelakangiku di tangga dapur. “Siapa itu?” tanyaku, dalam hati. Wanita itu memakai baju putih tangan panjang, punggungnya bolong dan berulat. Dia pasti bukan manusia biasa. Tapi hantu Sundel Bolong yang belakangan ramai dibicarakan orang di Kampung Duren, Desa Manunggal,  Semendawai, Oku Timur, Sumsel, wilayah kami.
            Daerah kami dihebohkan oleh penampakan hantu Sundel Bolong. Hantu yang diduga bermukim di Bukit Samangguling, 300 meter dari rumah kami. Hantu itu tidak membunuh atau menyakiti manusia, tapi hanya menakut-nakuti. Gara-gara orang jadi takut, maka ada korban yang meninggal karena serangan jantung. Haji Sarwani Ahmad, 56 tahun, kumat sakit jantungnya setelah bertemu Sundel Bolong di bawah pohon mangga depan rumahnya jam 23.45 Wib. Haji Sarwani Ahmad tak sadarkan diri, lalku dibawa ke rumah sakit kecamatan Semendawai dan meninggal. Beberapa hari setelah itu, Ibvu Hadijah Hasanah, juga terkena serangan jantung setelah bertemu Hantu Sundel Bolong, lalu meninggal.
            Kini Hantu Sundel Bolong itu ada di rumahku. Dia duduk di tangga rumah panggung kami di bagian dapur. Suamiku sedang dinas ke Jakarta. Di rumah hanya ada aku sendirian. Pembantu kami ,Rina Hasnah, sedang pulang ke rumahn ya di Kampung Jambangan. Ponakanku yang biasa tidur di rumah, malam itu pulang ke orangtuanya di Kayuagung.  Pas aku sendirian, sosok makhluk misterius itu justru datang ke rumahku. 
            Sebagaimana diajarkan oleh almarhum ibuku, maka aku membacakan beberapa ayat suci Al Qur’an untuk mengusir hantu. Di antaranya adalah surat Al Fatihah, Al Ikhlas, An Nas dan surat Al Falaq. Setelah dengan serius aku membacakan surat dari kitab suci dengan penuh konsentrasi, Hantu Sundel Bolong itu pun kabur. “Alhamdulillah!” bisikku dalam hati.
            Setelah  Hantu Sundel Bolong pergi, aku segera masuk ke dalam rumah kembali dan menutup rapat semua pintu.  Setelah itu aku masuk kamar dan mengurung diri di dalam selimut. Karena tidak bisa tidur, maka aku meminum pil tidur, frisium 10 mili dan aku terlelap. Bangun--bangun, adzan subuh dan aku melakukan sembahyang subuh dengan mengambil air sembahyang di  wastafel ruang  tengah.
            Peristiwa aku bertemu Hantu Sundel Bolong  itu terjadi pada Malam Jumat Kliwon, 20 Januari 2017.  Besok malamnya, suamiku sudah pulang, Malam Sabtu Legi, 21 Januari 2017. Malam Minggu Pahing, 22 Januari 2017 aku dan suamiku, Karsiman Sudarso, menelusuri lokasi  Hantu Sundel Bolong di Bukit  Sumangguling. Sebuha bukit yang berketinggian 450 kaki dengan luas 500 hektar di ujung desa. Bukit  itu sangat sepi, sunyi dan tak ada rumah penduduk sama sekali. Dengan senter besar dan  apel jin, minyak Elizabeth Arden dan Madat Turki, suamiku yang belajar ilmu perdukunanan, memanggil Hantu Sundel Bolong itu dengan piranti yang kami bawa. Apel jin daun delapan, kemenyan Arab, Madat Turki dan parfum Elizabeth Arden.
            Suamiku sebenarnya seorang pengusaha  profesional bidang alat berat. Dia menyewakan alat-alat berat untuk pembangunan infrastruktur. Home base nya tidak jauh dari rumah kami. Tapi, karena hubungan banyak ke Jakarta, maka suamiku sering ke ibuklota. Banyak meninggalkan aku sendirian yang belum beranak darinya walau telah menikah selama sepuluh tahun.
            Nah, selain  berbisnis rental alat berat, jauh hari sebelumnya,  Mas Karsiman Sudarso belajar ilmu gaib penakluk bangsa jin dengan Ustad Mursalim di Banten. Ustad Mursalim memberikan hampir semua ilmunya berkaitan dengan jin kepada suamiku Mas karsiman Sudarso. Maka itu, setelah berguru selama tiga tahun, Mas Karsiman menjadi pakar penaklun jin. Sundel Bolong yang kami mau tangkap itu, adalah bangsa jin perempuan yang  dikutuk oleh Raja Manggileng, Raja Jin Semendawai  yang berumur 6000 tahun dan jin pertama yang masuk ke Pulau Sumatera.
            Malam Minggu itu hujan deras. Kilat, guntur, petir bersaut-sautan di langit  dan wilayah perbukitan yang kami injak, basah total. Mas Karsiman Sudarso lalu menyerah karena tidak bisa membakar kemenyan Arab dan membakar Madat Turki, juga tidak bisa menggelar apel jin daun sembilan. “Kita pulang dulu Dik, besok kita balik lagi jika tak hujan,” ungkap suamiku.
            Jam 01.30 WIB kami pulang ke rumah. Kami berdua naik sepeda motor tril kesayangan suami dan tidur hingga subuh.  Malam itu sangat dingin. Tubuhku menggigil karena kehujanan. Begitu juga dengan suamiku, Kangmas Karsiman Sudarso, juga menggigil kedinginnan. Kami berdua meminum teh hangat dan meminum obat warung supaya tidak sakit. Kami juga meminum teh hangat sebelum menuju pembaringan. Kami berdua terlelap lalu bangun di saat adzan subuh berkumandang. Kamipun berdua sholat subuh berjemaah.
            Usai sembahyang subuh,  tiba-tiba terdengar suara tangisan wanikta di tangga dapur. Kami segera keluar melihat ke tangga. Duh Gusti, di situ telah berdiri Hantu Sundel Bolong berambut panjang, baju putih terusan dan matanya bolong hitam.  “Aneh, kita tidak bisa temukan dia di bukit, tapi malah mendatangi kita di rumah,” bisik suamiku, kepadaku. “Kalau begitu kebetulan, kita tangkap dia dan kita penjarakan dalam botol,” kata suamiku.
            Namun sayang, saat akan ditangkap, Hantu Sundel Bolong itu menghilang. Tiba-tiba raib, menghilang entah ke mana. Sementara  suasana masih gelap, matahari belum bersinar di timur dan  pandangan mata kami pun terbatas. “Besok kita tangkap di bukit!” tekad suamiku.
            Malam Senin Pon, 23 Januari 2017 kami pergi lagi ke bukit. Daerah yang dicurigai jadi sarang Hantu Sundel Bolong. Alat-alat ritual semua kami bawa dan kebetulan udara cerah. Kala itu pukul  24.00 WIB pas tengah malam. Kami berdua naik motor tril lagi karena sepeda motor tril bisa naik ke bukit dengan medan tanah berbecek. Sesampainya di pohon randua tua, kami berhenti. Kemenyan dibakar, madat Turki dibakar dan apel jin dighhelar. Sementara parfum original dari Perancis, Elizabeth Arden, dihamburkan di batang pohon randu, mewangi semerbak.
            Pukul 01.30 WIB, tiba-tiba berkelebat turun dari atas pohon randu. Bagaikan kalong raksasa turun ke dekat perdupaan kami. Yang hadir serba hitam, bukan busana serba putih sebagaimana yang biasa digunakan Hantu Sundel Bolong. “Siapa kamu?” tanya suamiku, kepada makhluk serba hitam mirip kalong itu. “Aku Kalong Wewe, ada apa memanggil aku?” tanyanya. “Kami tidak memanggil kamu Kalong Werwe, kami memanggil Sundel Bolong,” desis Mas Karsiman Sudarso, pada Kalong Wewe.
            Dari Kalong Wewe kami dapat keterangan gaib, bahwa Hantu Sundel Bolong itu adalah istri Kalong Wewe. Kalong Wewe bermata besar itu mengakui bahwa Sundel Bolong adalah istri gaibnya. Mereka telah beribu-ribu tahun sebagai suami istri dan menghuni Semendawai.  Namun disebut oleh Kalong Wewe, bahwa Sundel Bolong itu terkutuk oleh Raja Jin pengisi Pulau Sumatera pertama. Raja Jin itu datang dari Irak. Dia menghuni Pulau Sumatera sebelum pulau ini diisi oleh manusia ratusan tahun sebelum masehi.
            Pada Kalong Wewe, Mas Karsiman Sudarso meminta agar Sundel Bolong dan kalong Wewe tidak maujud menakut-nakuti orang. Kalaupun mau masuk wilayah hunian manusia, jangan menampakkan wujud. Tetap berjalan sebagai angin yang tak terlihat oleh siapapun sehingga tidak menimbulkan korban nyawa. Kalong Wewe mengangguk dan dia bersediak menahan Sundel Bolong isytrinya agar tidak menampakkan diri dan menjadi  momok yang menakutkan.
            Setelah berdialog panjang hingga dua jam dengan kalong Wewe, pukul  04.50 WIB, Kalong Wewe kembali terbang ke atas pohon randu. Setelah itu, dia terbang ke selatan menuju hutan Kapayau. Kami segera pulang dan sampai subuh hari di rumah kami di Kampung Duren.
            Malam Jumat Pahing, 27 Januari 2017  Kangmas Karsiman Sudarso berangkat dengan mobil  jeep mercy nya ke Bengkulu. Aku diajak tapi aku malas ikut. Untuk itu, di rumah aku sendirian. Aku sudah tidak takut lagi dengan segala macam hantu. Baik itu Sundel Bolong  ataupun Kaleng Wewe yang sudah berulang kali aku temui.
            Setelah mengantarkan Kangmas Karsiman Sudarso ke halaman, aku kembali masuk. Di  dalam kamarku, di luar dugaan, Hantu Sundel Bolong sudah duduk di bibir ranjangku. “Kenapa kamu masuk kamarku?” tanyaku. Hantu berbaju putih itu diam saja. Dia menundukkan mukanya dan  nampak menangis.  “Kenapa kamu menangis Sundel Bolong?” tanyaku. “Aku kehilangan  Kalong Wewe, dia pergi ke Samudera Hindia dan takkan kembali ke Semendawai ini,” katanya.
            Arkian, Sundel Bolong ditinggal oleh suaminya Kalong Wewe dan  Kalong Wewe takkan kembali lagi kepadanya.  “Ka;ong Wewe sudah nekad ke Samudera Hindia dan takkan kembal,i lagi ke Semendawai ini dan takkan kembali lagi kepadaku,” ungkapnya, terisak.
            Aku segera menelpon Kangmas Karsiman Sudarso di perjalanan menuju Bengkulu. Dia tersentak akan kedatangan Sundel Bolong di kamar kami. Bahkan menangis karena dicerai dan ditinggal oleh Kalong Wewe ke Samudera Hindia. Suamiku segera berbalik lagi ke rumah dan membatalkan perjalanannya ke Bengkul dengan kendaraan darat. “Katakan kepada Sundel Bolong, bahwa Kalong Wewe akan saya marahi dan dipaksa balik lagi kepada Sundel Bolong,” kata suamiku.
            Sundel bolong senang mendengar janji suamiku ini. Memang, karena kemampuannya yang sangat mumpuni  sebagai supranatural, maka dia bisa menarik kembali Kalong Wewe di Samudera Hindia dan pasti kembali kepada Sundel Bolong.
            Di luar dugaan, Kalong Wewe langsung dibawa oleh Mas Karsiman Sudarso. Dia tarik secara gaib, kalong Wewe yang di Samudera Hindia untuk kembali kepada istrinya, Sundel Bolong. Kal;ong Wewe dipanggil secara gaib dan ditarik lalu masuk ke mobil jeep mercy Kangmas Karsiman Sudarso dan dpertemukan dengan Sundel Bolong di kamar kami.
            Kalong Wewe mencium istrinya Sundel Bolong dan mereka sepakat untuk tidak berpisah selamanya.  Sundel Bolong terharu dan menangis di pelukan Kalong Wewe dan mereka raib kembali ke Semendawai selatan. Kami memandangi mereka terbang di langit menuju Semendawai Selatan dan kami senang mereka berkumpul lagi. Tidak jadi bercerai dan tidak jadi berpisah.
            Kini, pada awal Mei 2017 Kalong Wewe dan Sundel Bolong  tidak ada di Semendawai. Aku dan suamiku melakukan ritual supramistika dan gagal mendatangkan mereka. Lha, ke mana Kalong Wewe dan Sundel Bolong? Setelah dilakukan ritual besar, dapatlah diketahui, ternyata Sundel Bolong dan Kalong Wewe, melakujkan hijrah ke Sanudera Hindia. Mereka mengambil tempat di P:ulau Tinjil, Banten Selatan. Bergabung dengan Dewi Mutiara Ratu dan kanjeng Ratu Kidul di Pulau Tinjil.  Karena mereka sudah bahagia sebagai suami istri di Samudera Hindia, maka suamiku tidak memanggil lagi mereka untuk kembali ke Semendawai. Karena sudah mendaoatkan   kebahagiaan, maka Sundel Bolong dan Kalong Wewe, dibiarkan bertempat tinggal di pulau Tinjil, seberang Muasra Binuangeun, Banten Selatan. “Biarkanlah mereka di sana, yang mereka bahagia,” bisik suamiku, kepadaku.****
(Kisah yang dialami Nyonya Karsiman Sudarso yang dicatat Tia Aweni D.Paramitha untuk majalah Misteri-Red)
           
           
           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAJI BULGANON HASBULLAH AMIR ORANG KAYA RAYA YANG DERMAWAN..

Pengalaman Abang Bulganon Amir Mursyid Spriritual Tangguh Yang Dapat Bisikan Masuk Neraka

Dunia Supramistika Tia Aweni D.Paramitha