BERAT BAGI PRABOWO KALAHKAN JOKOWI
Hampir pasti partai
Gerindra dan partai Demokrat berkoalisi. Capresnya tetap Prabowo Subiyanto.
Sementara posisi cawapres SBY menyerahkan sepnuhnya kepada Prabowo. Mulanya
nama Ustad Abdul Somad yang dipilih. Karena Ustad lulusan Al Azhar Kairo ini
punya massa puluhan juta di nusantara.
Tapi Ustad Somad menolak. Dia tidak mau
menjadi cawapres. Lalu muncul nama Salim Segaf dari PKS. Tapi nama ini tidak
begitu dikenal dan jauh dari posisi sebagai pendongkrak suara. Habis Prabowo
dilibas Jokowi yang elektabilitasnya makin tinggi.
Paling
mungkin Prabowo ajak Mahfud MD atau Tuan Guru Bajang sebagai cawapres. Tapi dua
nama ini sudah dilirik Jokowi dan sudah masuk kantongnya. Rasanya Mahfud MD
tidak mau ke Prabowo. Begitu juga dengan Tuan Guru Bajang. Paling mungkin,
Prabowo gandeng sesama militer yaitu Gatot Nurmantyo.
Prabowo
banyak kekuarangannya. Untuk itu nanti, saat kampanye pilpres 2019, borok borok
masa lalu Prabowo akan diungkap. Di antaranya soal pelanggaran HAM dengan
menculuk 13 aktifis Indonesia era Orde Baru. Walau Soeharto yang suruh, tapi
mengapa mau? Lain dari itu, soal pemecatannya di TNI. Hal lain lagi, tidak
punya istri dan statusnya bercerai dengan anka Soeharto Titiek Soeharto. Banyak
cela yang akan merontokkan elektabilitas Prabowo. Karena cacat ini, maka berat
bagi Prabowo untuk mengalahkan Joko Widodo. ***
DEWI KALAMUKTI
Komentar
Posting Komentar