JOKOWI TUMBANG
Rasulullah SAW berpesan: jangan memilih calon pimpinan yang ambisius.
Ambisi tentu harus ada pada diri seorang calon pemimpin, tetapi ambisius, itu
maksudnya berlebihan hingga menghalkan segala cara untuk berkuasa dan dapat jabatan
penting. Dan, hal itu tidak baik. Tokoh partai yang mengkalim didukung kiyai
dan ulama NU ini, memang tidak menghalalkan segara cara. Tetapi membuat segala cara untuk memimpin. Yaitu agar
diajak sebagai cawapresnya Joko Widodo.
Jokowi menolak? Tidak! Cak Imin hanya geer, saat diajak berdua oleh presiden
saat melihat proyek di bandara Soekarno Hatta. Berdua dalam kereta berdekatan
dan tertawa-tawa ceria. Sejak itu Cak Imin mengklaim Jokowi akan menggandengnya
di pilpres 2019-2024. Lalu baliho besar-besar dipajang di seluruh Indonesia,
Cak Imin calon cawapres 2019. Dulu kala, sepeninggal Gus Dur, pendiri PKB, Cak
Imin friksi dengan Yenny Wahid anak Gus Dur. Artinya mereka berdua masih
misanan. Yenny dan Cak Imin kala itu sama sama mengkalim ketua umum PKB. Maka
itu saat pengambilan nomor di KPU, Cak Imin dan Yenny sama sama maju dan mereka
berebutan. Adegan itu sungguh membuat miris dan duka kami sebagai orang NU.
Basis dari terbentuknya Partai kebangkitan Bangsa. Amibisi kekuasaan, ambisi
memimpin, ambisi menjadi orang penting ada pada masing-masing tokoh partai.
Omong kosong jika tidak. Tapi ada yang lebih beradap, berakhlak ada yang tidak.
Jokowi dulu, tidak membayangkan dan tidak ambisi menjadi presiden. Saat ditanya
wartawan, selalu dijawab dengan tertawa khasnya, aku ora mikir. Artinya dia
tidak pernah mikir dan tidak merencanakan apapun untuk jadi presiden.Namun
karena tanpa ambisi berlebihan, tanpa kata-kata jumawa, tanpa kesombongan,
skenario Allah Azza Wajalla telah ada di Arash, di Lauh Mahfuz, bahwa tukang
kayu ini akan jadi pemimpin RI. Dan jadilah dia presiden Indonesia dengan
segala kesederhanaannya. Apakah tahun 2019 Jokowi akan dua periode? Walau
gerakan menjatuihkannya begitu massiv dan tersentruktur. Lagu bagus dan anggun
secara seni musik, 2019 Ganti Presiden yang dimotori Ahmad Dhani, Neno
Warisman, Amien Rais, Mustafa Nahrawardaya, Fauzi Badillah, Fadli Zon dll,
sangat mempengaruhi pemilih. Jangan dikira tidak pengaruh, lagu itu sangat
berpengaruh mengurangi daya keterpilihan Joko Widodo. Belum lagi demo demo, orasi
tokoh tokoh. Bahkan mantan ketua MPR yang dikenal juga ulama, menyebut nama
Allah soal kejatuhan Jokowi. "Allah yang akan menurunkan!" kata Amien
di DKI, menunjukkan foto Joko Widodo di dinding.Amien Rais salah? Tidak salah
sebagai propaganda dan upaya untuk meruntuhkan mental Jokowi. Namun tokoh Solo
itu kalem dan tenang. Jokowi sadar betul bahwa tidak semua tokoh besar republik
Indoensia senang kepadanya. Banyak yang membenci dan ingin dia kalah. Tapi
sekali lagi, skenario DUA PERIODE pasti telah dibuat Allah Azza Wajalla.
Jangankan soal presiden, bahkan sebutur oasirpun diketahui Allah dan dirancang
oleh-Nya pada jagat raya semesta ciptaan-Nya. JOKOWI, Dua Periode dan
pasangannya Muhamad Majdi. Tuan Guru Bajang. Ingat filosofi sufistik. BAIK
MENJADI ORANG PENTING, TAPI LEBIH PENTING MENJADI ORANG BAIK.

Komentar
Posting Komentar