Jangan Persalahkan Jika
Rakyak Tak Percaya Partai
Citra partai politik
semakin buruk di mata rakyat. Sebetulnya tujuan berpartai itu baik. Partai itu
penting. Sebuah negara tidak mungkin dikelola tanpa adanya partai politik.
Namun petinggi partai banyak yang menunjukkan sikap antagonistis. Sehingga
rakyat makin antipati kepada partai politik.
Kita
lihat contoh masalah PDIP. Sekjen PDIP Hasto minta SBY diusut sebagai pelaku
pelanggaran HAM pada kasus Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli 1996 alias
Kudatuli.Omongan Hasto ini dianggap sebagai serangan balik kepada SBY yang
curhat soal Megawati Soekarnoputri yang tka pernah mau baikan dengan dirinya.
Bos mereka diserang, Hasto menyerang balik SBY.
SBY
mengeluhkan tidak diterima di koalisi Joko Widodo karena dihambat. Yang
menghambat diduga adalah Megawati ketua umum PDIP. Soalnya SBY baper, bahwa
Megawati itu tidak suka dirinya lalu menjegal Partai Demokrat pimpinan SBY
masuk ke koalisi dukung Jokowi Presiden 2019-2024. Padahal apa yang diduga itu
tidak benar. Megawati tidak pernah menceritakan SBY dan tidak sekalipun
menyebut SBY dalam setiap pertemuan internal maupun eksternal partai. Demikian
keterangan Arya Bima petinggi PDIP di televisi.
Serangan
PDIP kepada SBY itu dianggap Partai Demokrat sebagai serangan tahunan. Lebay
dan cari cari masalah. Padahal SBY pada tahun 1996 itu sebagai Kasdam di
Pangdam, hanya ngurus adminisrasi dan SDM. Tidak tau menahu soal serangan 27
Juli hari Sabtu Kelabu di kantor PDIP Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat.
Penyerangan
itu direkayasa oleh rezim Orde Baru. Direkayasa oleh Pak Harto yang tidak ingin
Megawati ketua umum PDI tapi ingin Soerjadi yang ketua umum. Begitulah
peristiwa penyerbuan itu. Dituduh ditunggangi TNI dan Polri sehingga memakan
korban lima nyawa aktifis PDIP dan ratusan korban luka parah. TNI dan polisilah
yang menyebabkan banyak korban luka dan tewas, di mana saat itu Panglima Kodam
Jaya Mayjen TNI Sutiyoso.
Dengan
serang menyerang tahunan ini maka rakyat
makin antipati kepada partai politik. Partai
yang seharusnya memikirkan negara, bangsa dan rakyat, tapi lebih senang
membuang energi ke hal yang tidak perlu seperti ini. Rakyat miskin, ekonomi
menjepit, harga harga melonjak tapi tidak dipikirkan oleh mereka. Mereka sibuk
membangun kejayaan partai dan senggo menyenggol sesama partai agar berkuasa dan
kekuasaan langgeng.
Maka
itu jangan heran jika rakyat makin lama makin tisdak percaya kepada partai dan
tidak percaya kepada politisi. Politisi hanya memikirkan diri sendiri dan tidak
perduli dengan kesulitan rakyat. Juga tidak berusaha memberikan sumbangan
pemikiran yang cerdas untuk mengeluarkan rakyat dari kesulitan. ****
Komentar
Posting Komentar