HIJRAH KE
ALAM JIN
Gunung Merbabu tertutup kabut. Suasana Desa
Kaliurang, Sleman, Yogyakarta senja itu, sangat dingin. Termometer di dinding
villa Melati Emas menunjukkan angka 18 derajat selsius. Hari itu, Amir
Syahrial, 45 tahun, berencana naik ke Puncak Pelawangan, perut Merbabu, untuk
melihat Gunung Merapi di sebelah Puncak Pelawangan. Amir Syahrial ditugaskan TV
Expo Malaysia untuk meliput aktifitas Gunung Merapi yang bergolak. Saat
statusnya dinyatakan Badan Meteorologi dan geofisika kondisi awas.
Karena
kabut dan berbahaya untuk naik ke Puncak Pelawangan, maka Amir Syahrial menunda
perjalanan jurnalistiknya itu. Karena lelah menyetir mobil dari Jakarta ke
Yogyakarta, maka Amir Syahrial meminta pegawai villa mencari tukang pijit.
Bukan pijit asal, tapi pijit benaran. Orang yang ahli mengurut kaki yang pegal.
Apalagi Amir Syahrial punya gejalah diabetes, yang gampang linu dan lemas di bagian dua kakinya. “Aku
minta yang kuat memijit, baik lelaki ataupun perempuan, baik tua maupun muda,”
pinta Amir Syahrial kepada penjaga villa, sebut saja Mas Sugeng Haryanto, 34
tahun, bapak dua anak asal Kutu, Sinduadi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Karena
diminta mencarikan tukang pijit yang kuat tenaganya, maka Sugeng Haryanto
menjemput Hadi Nurzaman, 68 tahun, pria
tua yang badannya tetap tegap dan sterek. Lelaki berumur tapi macho dengan otot
menyembul karena rajin ngejim juga fitnes di rumahnya, Desa Manis Renggo, Pakis
Wetan, tak jauh dari Kaliurang tersebut.
Tangan
Hadi Nurzaman sangat kuat. Amir Syahrial sangat pas merasakan urutan pria yang
mengaku bujang lapuk di umur di atas 60 tahun itu. Ototnya sangat kuat dan Hadi
Nurzaman faham betul soal urat, tulang dan syaraf di tubuh pasiennya. Keahlian
memijit itu didapatkannya saat dia tinggal lama di Kowloon, Hongkong, Republik China. Sambil
memijit, Amir Syahrial banyak bertanya kepada lelaki lajang berumur tersebut.
Dengan
suara datar, sambil memijit, Hadi Nurzaman menjawab setiap pertanyaan Amir
Syahrial, wartawan negeri Jiran yang
jadi kontributor khusus TV Expo di Jakarta itu. Amir Syahrial sangat tertarik
dan intensif memancing Hadi Nurzaman. Hadi Nurzaman terpancing dan bercerita
dengan penuh semangat.
Walau
bertubuh besar, atletis dan gagah, tapi sebenarnya Hadi Nurzaman seorang
homoseksual. Sejak kecil dia menyimpan rasa suka kepada teman sesama pria. Dia tidak pernah tertarik terhadap wanita dan
hanya jatuh cinta kepada pria. Maka itulah, ayah dan ibunya malu berat dan
mengobati Hadi Nurzaman ke mana-mana. Baik itu mendatangi psikolog, psiater,
dokter internis, dokter syaraf hingga ke dukun. Namun semua itu tidak
mendatangkan hasil. Hadi tetap dingin, frigit terhadap wanita dan selera seks
nya, hanya kepada sesama lelaki.
Karena
putus asa menghadapi kelainan Hadi Nurzaman, maka ayahnya yang direktur sebuah
pabrik susu di Bandung Selatan, mengirim Hadi Nurzaman ke Hongkong. Tujuan
orangtuanya, agar apa yang dilakukan Hadi Nurzaman, jauh dari mata mereka.
Dengan demikian, Hadi Nurzaman tidak membuat malu mereka. Selama ini, Hadi
selalu mengumpulkan teman-teman prianya dan mereka pesta seks sejenis. Mbuk
alkohol, mushroom dan ekstasi lalu mereka pesta pora di pavilun rumah mewah
mereka di Kotabaru, tengah kota Yogyakarta.
Begitu
sampai di Hongkong, Hadi Nurzaman bekerja sebagai pegawai restoran Italia,
Eropa Barat di pinggir Victoria Beach. Di restoran ini kegiatan homoseks Hadi
Nurzaman semakin menjadi-jadi. Soalnya general manager, GM, restoran Sisilian
Food itu, seorang homoseks juga. Maka, Hadi Nurzaman dijadikan istri, dipiara
oleh Gianluca Pelegrini, Sang GM, dengan hubungan biologis seksual semakin
intensif. Tak ayal, Hadi Nurzaman pun menjadi ke perempuan-perempuanan. Dia
memakai busana perempuan dan bertingkah laku seperti wanita.
Percintaan
dengan Gianluca Pelegrini ternyata membawa bencana. Dari Milan, Italia, datang
seorang homoseksual lain, kekasih lama Gianluca Pelegrini ke Hongkong dan
cemburu berat kepada Hadi Nurzaman. Hadi Nurzaman pun, lebih cemburu lagi
dengan gay dari Milano itu.
Perkelahian
pun tidak terhindarkan. Di tempat perjudian Casino Progeo, West Point,
Hongkong, mereka berkelahi. Hadi Nurzaman dipukul bagian mata dan menjadi bta
sebelah. Namun, keduanya ditahan polisi dan diproses hokum yang membuat
keributan di tempat umum. Dua-dua divonis hakim peradilan dan keduanya
terpenjara.
Setelah
dua tahun dalam penjara, pacar atau suami Hadi Nurzaman mati gantung diri.
Jasatnya ditemukan btergantung di tinga restoran Sisilian Food tengah malam
menjelang dinihari. Hadi Nurzaman sangat terpukul dan membenturkan kepalanya di
tembok penjara Hongkong Alcatraz. Tapi sipir penjara meyelamatkan dirinya dan
segera dievakuasi e rumah sakit. Nasib Hadi Nurzaman terselamatkan dan dia
keluar penjara setelah tiga tahun menjalani masa tahanan.
Keluar
penjara, konsulat jenderal Republik Indonesia di Kowloon, mengembalikan Hadi
Nurzaman ke Indonesia. Ayah dan ibunya menolak Hadi Nurzaman kembali dan dia
diungsikan ke desa Manisrenggo, Pakis, dekat Gunung Merbabu. Maka Hadi hidup di
situ hingga ayah dan ibunya meninggal lima dan sepuluh tahun yang lalu.
Hadi
Nurzaman menikmati hidup sebagai bujang tua. Tidak punya saudara, tidak punya
anak dan tidak ada orangtua lagi. Di desa Manisrenggo yang sunyi, dia
mempelajari ilmu gaib. Yaitu ilmu linuwih Lengetke Awa. Suatu ilmu unik yang
bisa terbang seperti kapas dan menghilang bagaikan angin. Sementara pekerjaan
hari-harinya, menjadi tukang pijit, paranormal, mengobati orang sakit dengan
biaya yang suka rela. Tapi, ilmu sakti mandraguna yang dikuasainya, tak ada
yang tahu. Hanya wartawan media Malaysia itu saja yang dapat cerita dan rahasia
tersembunyi ketat itu diungkap.
Setelah
memijat, mereka terus ngobrol dan mereka makan bersama. Tetapi, Hadi Nurzaman
sangat santun, dia tidak mau mengganggu organ seksual pasiennya. Dan hal itu
menjadi pantangan utama dari ilmu mandragunanya. Kecuali, bercinta dan suka
sama suka.
Besok
harinya, saat Amir Syahrial akan naik Puncak Pelawangan, dia saling berjanji
untuk pergi bersama. Hadi janji akan menemani Amir meliput ke sisi Gunung
Merapi. Dalam batin Amir, dia akan sekalian membuktikan ilmu sakti mandraguna
yang dipunyai Hadi Nurzaman.
Dengan
rendah hati, Hadi meminta Amir naik ke pungungnya. Amir tersentak dan apa yang
diinginkan Hadi dengan memintanya nak ke punggungnya. “Ayolah, tidak apa-apa,
naik ke punggungku, kita akan terbang ke Puncak Pelawangan,” pintanya. “Bawa
perlengkapan liputanmu, kamera dan apa yang dibutuhkan dalam liputanmu ke
Puncak pelawangan,” desisnya, memerintah Amir.
Amir
mengambil kamera handycam Mamiyaro ECR 567 Exelnya dan naik ke punggung Hadi
yang tiduran di beranda villa Melati Emas. Pagi itu jam 07.45 WIB, suasna Desa
Kaliurang masih sepi. Dengan kecepatan seperti kilat, Hadi terbang membawa Amir
ke Puncak Pelawangan. Hanya dalam waktu satu menit, mereka sudah sampai di menara
pengawas Gunung Merapi di Puncak Pelawangan, Gunung Merbabu. Padahal, jika naik
ke atas via tangga Pelawangan, memakan waktu lima jam jalan kaki menanjak.
“Luar biasa, Hadi Nurzaman emmang sakti
mandraguna, dia bkan seorang banci biasa. Tapi banci yang punya ilmu tinggi,
Gaib ginaib yang langka, mirip manusia terbang Sangir Talaud di Sulawesi Utara,
suwanggi,” bisik batinnya.
Amir
sangat kagum kepada ilmu Hadi Nurzaman. Maka itu, dengan mencium tangan Hadi,
Amir ingin belajar ilmu itu. Mula-mula menolak. Tapi lama kelamaan, karena Amir
menganggap bapak kepada Hadi, Hadipun memberuikan ilmu terbang itu kepada Amir.
Mobil pribadinya dijual untuk mahar, membeli piranti alat ilmu terbang. Ssuai
aturan gaib, selain emnghafal mantra sakti mandraguna, Amir juga menjalani
tapa-tapa. Di antaranya adalah masuk Goa Nirwana di perut Gunung merbabu,
bertapa mutih, ngebleng dan patigeni selama tiga bulan berguru.
Kimi
Amir berhenti sebagai wartawan. Dia total mendalami gaib ginaib dan membantu sesama manusia. Dia mengobati segala macam gangguan penyakit
dan membangkitkan kerejekian, kharisma, wibawa dan ngepel untuk calon bupati,
walikota dan gubernur di manapun. Amir
Syahrial total menjadi dukun walau dirinya berubah status seksual, diapun
menjadi biskesual. Tidak senang lagi kepada perempuan dan jatuh cinta kepada sesama
laki-laki. Arkian, ternyata perjanjian gaib ilmu yang diturunkan oleh Hadi
Nurzaman, adalah harus siap menjadi aberasi seks. Menjadi homo dan jatuh cinta
kepada pria, bukan kepada lawan jenis. Istri Amir, Hasnah Ahmad, 42 tahun,
terpaksa meminta cerai dengan mereka berpisah baik-baik di pengadilan agama di
Jalan Kiyai Haji Mas Mansyur, Jakarta Pusat.
Sebulan
lalu, Hadi Nurzaman menghilang. Warga Manisrenggo menduga Hadi jatuh ke jurang
Gunung Merbabu dan mati. Tetapi, Hadi
dapat ditemui secara gaib oleh Amir. Hadi bukan meninggal, tapi mukswa di
Gunung Merbabu. Menghilang secara supramistika, lalu pindah alam ke dimensi
jin. Dia tetap manusiatapi hidup di alam jin. Kepada Amir, Hadi menyebut, bahwa
dia pun akan mukswa di tempat yang sama. Mereka masuk ke pintu gaib, alam jin
di Gunung Merbabu. “Kapan saya akan mukswa, ikut denganmu di alam jin misterius
Gunung Merbabu?” Tanya Amir. “Jangan ranya kapan, tapi pada saatnya nanti,
beberapa tahun ke depan, engkau akan menyusul aku, mukswa bersama-sama denganku
di alam jin Eyang Bawu Rekso puncak Gunung Merbabu ini,” kata Hadi Nurzaman,
kepada Amir, saat Amir berada di bandara Adi Sucipto Yogyakarta, saat baru saja
turun dari pesawat Batik Air dari Jakarta. **** DEWI KALAMUKTI
Komentar
Posting Komentar