KRISIS PEMIMPIN
Indonesia krisis kepemimpinan dari kalangan partai politik. Untuk itulah maka dicari tokoh di luar politik yang ulama. Berarti selama ini partai partai telah gagal melahirkan pemimpin. Kaderisasi dan pendidikan kepemimpinan tidak berhasil di partai politik. Tokoh tokohnya tidak ada yang mumpuni. Yang dianggap mumpuni malah ustad, ulama dan para kiyai yang tidak berpartai.
       Maka itu tak aneh jika ijtima ulama mendorong Ustad Abdul Somad  menjadi heboh, karena dianggap mumpuni dan mencetak suara. Namun kita bersyukur Abdul Somad menolak. Karena bukan bidangnya dan dia tidak ahli di dunia pemerintahan. Apalagi jadi seorang wakil presiden. Ustad Somad bukan type orang serakah, bukan type orang yang haus kekuasaan dan uang. Dia berterima kasih direkomendasi ijtima ulama. Dia hargai dan hormati. Namun dengan tegas dia menolak. Katanya banyak yang lebih mampu dan tunjuklah yang mampu bukan dirinya yang tidak ahli di situ.
       Sebab hadis nabi Muhamad SAW berbunyi, jika seseorang menempati jabatan dan kedudukan yang bukan bidang keahliannya, maka tunggulah kehancurannya. Ustad Somad benar mengutip hadis Nabi Muhamad SAW dan menolak karena bukan bidang keahliannya.
       Yang repot, ada nama nama yang juga tidak ahli dan bukan bidang kepangalaman tapi karena ambisi berkuasa mau menerima. Ini kita sangat miris dan prihatin. Ada kiyai yang sangat bersemangat mau menerima dengan alasan untuk kepentingan negara. Jika dipanggil oleg negara dia siap jadi cawapres walau bukan bidang kehaliannya.
       Jujur saja saya agak sungkan melihat permainan politik negeri ini sekarang. Demi untuk mencetak suara dan menang, berkuasa, maka siapapun diajak agar jadi pendulang suara umat. Politik negeri ini tisak sehat, sakit dan terganggu. Ada pula istilah koalisi keumatan yang digabungkan dengan  kebangsaan. Bangsa dan umat itu ya sama. Sama sama bangsa Indonesia yang punya lahan masing masing. Kalau kebangsaan itu tokoh politik yang mengurusi bangsa. Untuk kesejahteraan dan memakmurkan negeri ini, bersinergilah, antara ulama dan umaroh. Antara tokoh agama dan tokoh politik. Bersatu untuk kepentingan kemajuan bangsa.
       Tokoh agama tugasnya menyadarkan umat kembali ke jalan Tuhan. Diluruskan ke jalan kerohanian. Yang tokoh politik urusi bangsa dan negara ini pada rel yang benar. Untuk memajukan bangsa dan memakmurkan negeri ini. Dua dua nya berperan namaun berdiri di ladang yang berbeda. Namun ladang yang digarap semua untuk kemakmuran negara. ***  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAJI BULGANON HASBULLAH AMIR ORANG KAYA RAYA YANG DERMAWAN..

Pengalaman Abang Bulganon Amir Mursyid Spriritual Tangguh Yang Dapat Bisikan Masuk Neraka

Dunia Supramistika Tia Aweni D.Paramitha