PESAN
NYAI RATU
Sebagaimana biasa aku tetap
melakukan tirakat di malam jumat di
kamar ritualku yang senyap. Kumatikan lampu dan aku nyalakan kipas angin
berair. Walau malam ini bukan malam
jumat kliwon, tapi malam jumat wage, 21 September 2018, namun alhamdulillah, aku
tetap dikunjungi oleh Nyai Ratu Pandanwangi dari Banten Selatan.
“Apa kabar anakku?” tanya Nyai Ratu
dengan suara khasnya yang beresonansi tinggi,
merdu, bening dan lembut. “Baik Nyai Ratu, Cuma aka pusing kepala dikit
nih!” jawabku.”Nyai tau kenapa kepalamu pusing sekarang,” pancingnya. Apa itu
Nyai Ratu?
“Karena banyak permintaan kepada mu
untuk melakukan ramalan di tahun politik ini kan?!” imbuh Nyai. “Betul Nyai,
tepat sekali. Banyak sekali yang minta ramalan politik. Makin banyak meramal
makin berat kepala ini dan nafasku menjadi sesak dan suhu tubuh menjadi panas.”
Kataku. “Banyak yang tanya siapa pemenang pemilihan presiden 2019 nanti.
Prabowo atau Jokowi,” sorong Nyai Ratu.
“Iya Nyai, soal itu melulu yang
ditanya,” ujarku. “Kamu tau apa yang orang kebanyakan tidak tau. Kamu mengerti
apa yang tidak dimengerti orang kebanyakan. Kamu melihat apa yang tidak dapat
dilihat orang. Untuk itu, katakan saja apa yang kamu tau,” saran Nyai Ratu.
Nyai Ratu Pandanwangi mengeluarkan aroma pandan yang menyengat. Nikmati sekali
di muara hidungku.
“Sudah ada gambar tokoh yang akan
menang pilpres Nyai Ratu. Suara pemilih banyak kepadanya. Namun ke yang astu
lagi banyak juga Nyai, sehingga menangnya sangat tipis sekali. Kemenangan ini
jadi rancu dan heboh.
Terjadi gugat menggugat lebih keras
dan tajam. Melebihi pilpres tahun 2014 lalu. “Tidak mengapa itu dan jangan
risau. Tipis atau tebal sama saja. Yang jelas sudah ada pemenang. Ilmu wruh
sakdurunge winaramu, sudah makin tajam, Dan katakanlah itu secara apa adanya!”
tukas Nyai Ratu.
Setelah memberikan banyak petuah
ginaib kepadaku, Nyai Ratu melesat ke langit dan terbang ke selatan menuju
Samudera Hindia. Aku menutup tirakatku dan ambil wudhu bersiap menanti adzan
subuh menggema dari mesjid Baitul Mutaqin. ****DEWI KALAMUKTI-RATU PANTAI
SELATAN
Komentar
Posting Komentar