Prabowo Marahi Presiden
“Presiden apa Anda? Anda naif!”
kata Prabowo marah.
Ini cuplikan buku Habibie yang diterbitkan pertama tahun 2006. Kisah sejarah transisi politik dan demokrasi  menarik 1998. Satu cuplikan berdebatan Habibie dan Prabowo Subianto. Prabowo dicopot oleh Presiden Habibie tanggal 22 Mei 1998,  satu hari setelah Soeharto, mertuanya lengser. Di sini terlihat bagaimana Habibie was was Prabowo pada gerakan pasukan Kostrad di bawah Prabowo ke Kuningan, Wisma Negara  Jakarta,  tanpa sepengetahuan Pangab Jenderal Wiranto.  Padahal seharusnya Pangab Jenderal Wiranto harus tau dan seizinnya. Tapi Wiranto tidak dilapori soal soal pergerakan itu. Wiranto tahu dari intelejen. Habibie marah dan pecat Prabowo. Tapi Prabowo kurang menerima keputusan itu dan temui Habibie. Habibie senang lihat Prabowo datang tanpa senjata. Tidak disebutkan apakah senjatanya diletakkan di pos pengaman depan wisma negara. Diamankan oleh paspampres. Yang jelas Habibie sebut Prabowo tidak lagi punya hak "eksluvitas" sebagai jenderal menantu Presiden Soeharto.


“ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya presiden Soeharto, Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad,” kata Prabowo Subianto, dikutip Habibie, tahun 1998 itu sebagai presiden RI menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri. Buku biografi Habibe ini diterbitkan pertama kali tahun 2006.
          Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto dicopot tidak lama setelah Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Prabowo sempat memohon kepada Habibie agar jabatannya diperpanjang. Perdebatan panas pun terjadi. Kisah ini ditulis Habibie dalam bukunya judul “Detik –detik Yang Menentukan:Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi”. BJ Habibie mencatat sejarah penting di era transisi pemerintahan menuju reformasi.
          Pada tanggal 22 Mei 1998 tepat pukul 06.10 WIB, BJ Habibie menelpon Jenderal TNI Wiranto dan menunjuknya sebagai Menhankam/Panglima ABRI dalam kabinet yang baru saja dibentuk oleh Habibie. Tidak sampai tiga jam setelah itu, Wiranto melaporkan hal penting ke Habibie. Yang dilaporkan Wiranto adalah pergerakan Kostrad di bawah komando Pangkostrad Letjen  Prabowo Subianto yang tanpa sepengetahuannya. Habibie langsung mencopot Prabowo Subianto. Panglima Divisi Siliwangi Mayjen Djamari Chaniago ditunjuk sebagai Pangkostrad gantikan Prabowo. Dilantik Habibie tanggal 23 Mei 1998. Sebelum Pangkostrad baru dilantik Habibie menunjuk Letjen Johny Lumintang, Asisten Operasi Pangab,  jadi Pangkostrad sementara untuk mengembalikan semua pasukan ka basis masing-masing sebelum matahari terbenam.
          Sebelum Pangkostrad baru dilantik, Letjen Parabowo Subianto menemui Habibie di Wisma Negara. Habibie pun memberi waktu kepada Prabowo Subianto.
          “Ketika Prabowo masuk ke ruang saya, melihat Prabowo tidak membawa senjata apapun, saya merasa puas. Hal ini berarti pemberian “eksklusivitas” kepada Prabowo tidak dilaksanakan lagi,” kata Habibie.
          Pada pertemuan itu Prabowo langsung menohok dengan pertanyaan bahwa mengapa dia dipecat. “Anda tidak dipecat, tetapi jabatan Anda diganti,” kata Habibie. “Mengapa?” tanya Prabowo. Habibie pun menyampaikan laporan Pangab terkait gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan dan Istana Merdeka.
          “Saya bermaksud untuk mengamankan Presiden,” kata Prabowo. Habibie lantas menegaskan bahwa tugas pengamanan Presiden ada di Pasukan Pengaman Presiden yang bertanggungjawab langsung pada Pangab.
          “Presiden apa Anda? Anda naif,” jawab Prabowo dengan nada marah. Begitu kata Habibie di buku itu. “Masa bodoh, saya presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat rmemprihatinkan,” jawab Habibie.
          Prabowo kemudian meminta masa tugasnya sebagai Pangkostrad diperpanjang. “Atas nama ayah saya Prof.Sumitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya  Presiden Soeharto, saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad,” mohon Prabowo. Habibie menjawab dengan nada tegas. “Tidak, sampai matahari terbenam Anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru,” kata Habibie.
          Namun Prabowo tetap memohon meminta waktu tiga minggu atau tiga hari saja untuk tetap menguasai pasukannya. Lagi lagi Habibie menjawab  tidak. “Sebelum matahari terbenam semua pasukan sudah harus diserahkan kepada Pangkostrad yang baru. Saya bersedia mengangkat Anda menjadi duta besar di mana saja,” ajak Habibie. Maksudnya mau memilih negara mana Prabowo jadi dubes, habibie akan tempatkan. Maksudnya Dubes yang ada langsung bisa diganti oleh Prabowo. Semua itu kuasa Presiden. Tapi Parboiwo menolak tawaran itu. Tidak tidak mau jadi duta besar.
          “yang saya kehendaki adalah pasukan saya ,” jawab Prabowo. Habibie pun menegaskan sikapnya yang tak bisa ditawar lagi. “Ini tidak mungkin, Prabowo,” tegas Habibie.
          Tidak lama kemudian asistennya, Letjen Sintong Panjaitan membuka pintu. “Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap sgera meninggalkan ruangan,” katanya. Habibie memang sudah kedatangan tamu lain yaitu Gubernur BI dan menko Ekuin Ginanjar Kartasasmita. Setelah berpelukan dengan Prabowo, habibie pun mengucapkan salam perpisahan.***Diano Nimkan
(Sumber-news. Detik.Com)
         

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAJI BULGANON HASBULLAH AMIR ORANG KAYA RAYA YANG DERMAWAN..

Dunia Supramistika Tia Aweni D.Paramitha

Pengalaman Abang Bulganon Amir Mursyid Spriritual Tangguh Yang Dapat Bisikan Masuk Neraka