TRAGEDI MENGERIKAN
DI BUKIT SUHARTO
Keangkeran hutan Bukit Suharto, Balikpapan, Kalimatan
Timur sangat dikenal oleh masyarakat Kalimantan Timur. Banyak peristiwa mengerikan yang berhubungan
dengan gaib yang terjadi di daerah ini, yang kesemuanya disebabkan oleh hantu. Tragedi kemanusiaan
yang disebabkan oleh hantu itu, ada bermacam-macam bentuk kejadiannya. Ada
peristiwa berbentuk tabrakan antar kendaraan, kecelakaan lalu lintas masuk ke jurang, dan ada pula ambruknya pohon
lalu menimpa manusia. Yang tertimpa lalu
mati dan menjadi tumbal gaib supramistik Bukit Suharto.
Penguasa gaib setempat mengamuk, lalu menjadikan banyak manusia sebagai
korban. Puluhan nyawa jadi melayang, jadi tumbal di daerah ini. Tumbal untuk Jarotong Balo,
nama jin penguasa Bukit Suharto, Raja
Jin setempat yang menomandani 1056 bala
tentara jin Hutan Bukit Suharto.
Sebagai wartawati
majalah supranatural Mystic Triple X, Inggeris yang bermarkas di Derby County,
Eropa Barat, saya ditugaskan untuk memotret hantu-hantu di sini dan
mewawancarai Raja Hantu bernama Jarotong Balo itu. “Ini tugas gila, benar-benar
gila. Berat, bahkan sangat berat,” batinku. Bila aku mengikuti kata hatiku, sebenarnya aku
akan menolak tugas ini. Apalagi, Mama, ibuku melarangh aku meliput Raja Jin di
hutan angker yang menakutkan banyak orang tersebut. Tetapi, karena aku takut
dipecat, tidak ditransfer lagi gajiku dari Inggris, maka mau tidaka mau, aku
harus berangkat juga ke Kalimantan Timur.
Jalananan di kawasan
Bukit Suharto Balikpapan, Kalimantan Timur, malam itu, gelap gulita. Peristiwa ini terjadi pada Malam
Jumat Kliwon, 27 Januari 2012 pukul 23.45 Waktu Indonesia Tengah. Tidak ada bulan,
tidak ada bintang dan tidak ada lampu penerangan jalan malam itu. Di langit nampak menggantung mendung yang
sangat pekat dan terancam hujan lebat. Beberapa
saat kemudian, petir bersaut-sautan dan kilat menyambar di tenghah hitamnya langit
malam. Sementara mobil Daihatsu Xenia warna hitam yang aku kendarai, berkelok
kelok mengikuti jalan yang berliku. Ada rasa gamang dan takut menyeruak dalam
hatiku. Maklumlah, aku hanya seorang wanita lemah, yang malam itu harus
melaksanakan tugas gila. berbahaya, untuk melakukan wawancara dengan hantu penghuni
hutan Bukit Suharto yang angker.
Nampaknya, karena kawasan itu tidak ada penduduk dan
menjadi kawasan hutan belukar, maka selama ini, pemerintah memang tidak memasang lampu-lampu malam sepanjang jalanan di daerah ini. Maka itu, untuk mendapatkan keselamatan
di wilayah ini, semua kendaraan diharapkan memiliki lampu yang terang dan rem
yang bagus. Jika tidak, bahaya akan mengancam. Bukan untuk diri sendiri, tetapi
mengancam keselamatan kendaraan yang lain. Untunglah, aspal jalan itu bagus,
rata dan selalu diperbaiki jika ada yang rusak walau sedikit.
Tugas gila dibebankan ke pundakku sebagai reporter
majalah supramistik Inggeris dari grup majalah Ghost Busters, Ghost World Megazine Group. Nama majalahku
cukup sederhana tapi menakutkan, Mystic
Triple X. Tugas beratku malam itu, adalah, melakukan pengintipan terhadap hantu Tanpa Mata yang
belakangan sering menampakkan diri di Bukit Suharto.
Hantu tak bermata yang dinamakan The Ghost Blinded itu,
bukan hanya maujud, tapi membunuh beberapa korban anak tak berdosa. Untuk
itulah, majalahku yang bermarkas di Derby County, Inggeris Utara, menugaskan
aku untuk meliput hantu itu. Bahkan, aku diminta untuk melakukan interview langsung
dengan hantu tanpa mata itu. Selain memotret dan merekam wawancara, aku juga
harus membuat videonya. Memanfaatkan perbincangan itu untuk suatu acara viedo
recording. Video itu akan ditayangkan di televisi Derby County Link, televisi
milik perusahaan yang mengelola majalah tempat aku bekerja.
Pada mulanya, aku menolak tugas berat di Balikpapan ini. Soalnya, bukan karena medan Bukit
Suharto yang jauh dari Jakarta tempat tinggalku sebagai
korenponden, tapi karena memang berdasarkan pengalaman, sangat sulit
mewawancari hantu. Apalagi merekam hantu itu ke dalam kamera video sambil
melakukan tanya jawab. Karena aku diancam redaksi Inggeris untuk dipecat, maka
aku terpaksa berangkat juga. Dana liputan langsung ditransfer ke rekening BCA
ku dan aku membeli tiket, langsung terbang dari bandara Soekarno-Hatta Kota
Tangerang menuju bandara Sepinggan, Balikpapan. Kamis pagi, 26 Januari 2012
pukul 09.00 Waktu Indonesia Bagian Barat.
Sesampainya di Sepinggan, aku langsung menyewa taksi
“gelap” bandara dan menyetir sendiri. Sebuah mobil Daihatsu Xenia warna Hitam
milik Hasan Yudha, 56 tahun, yang aku sewa Rp 900 ribu dua hari. Sewa dengan
cara melepas kunci kontak. Aku meninggalkan foto copy KTP, karti identitas pers
ku dan uang jaminan, Rp 3 juta. Uang jaminan itu akan dikembalikan apabila
mobil sudah selasai dan kembali kepada Hasan Yudha. Hasan Yudah adalah orang
Jakarta, asal Betawi yang sudah dua puluh tahun berbisnis di Balikapan.
Kalimantan Timur.
Berdasarkan petunjuk gaib yang aku terima, petunjuk supramistik
yang datang dari langit, bahwa, aku harus datang sendiri tanpa siapapun di Bukit Suharto.
Jika ada sopir taksi yang menungguku atau menemaniku di lokasi, maka hantu yag dicari cari, tidak akan maujud dan aku
akan gagal malam itu. Demikian pula petuah dan nasehat guru spiritualku, Kanjeng
Gusti Anggara Rengganis, 67 tahun, dukun mumpuni di Cileduk, Kota Tengerang,
Banten Timur, sama persis dengan petunjuk gaib yang aku terima dari langit.
Kanjeng
Gusti Anggara Rengganis, seorang dukun yang sangat mumpuni di Banten. Dia mampu
terbang seperti burung dan menyelam puluhan jam di dalam laut seperti ikan. Aku sudah
membuktikan kemampuannya itu sejak aku menjadi muridnya. Aku sudah melihat
sendiri dia terbang dan aku sudah diajarinya ilmu terbang. Beberapa mantra
terbang dan menyelam lama dalam laut, telah diijazahkan kepada saya dan saya
sudah bisa melakukannya.
“Karena
engkau sudah mendapatkan ijazah, maka kau harus pergi sendiri, kau harus berani
menghadapi apapun, apalagi cuma hantu di Bukit Suharto di Balikpapan,
Kalimantan Timur itu,” ungkap Gusti Kanjeng Anggara Rengganis kepadaku.***
Henny Nawany Alhabsyi
Komentar
Posting Komentar