PILPRES 50 RONDE
PILPRES
12 RONDE
DIBUAT
50 RONDE
Kekuatan melemah. Padahal hanya
dengan kekuatan itulah bisa kalahkan lawan. Tapi sudahlah, kenyataan pahit ini
harus dihadapi. Ibarat petinju yang terus menerus memukul. Pukulan ke arah mana
saja, tapi tidak ada yang kena telak. Akibatnya membuang tenaga sia-sia dan
akan kehabisan stamina. Maka ketika lawan berbalik memukul dan pukulan efektif
maka knock out, KO!
Demikian pendapat wakil ketua DPR
Fahri Hamzah tentang posisi Prabowo-Sandiaga Uno saat ini pada pilpres 2019. Sementara
itu, kata Fahri, KPU menggelar kontestasi ini terlalu panjang. Masa kampanye
hingga hari pencoblosan 17 April 2019 itu lama sekali. Ibarat pertarungan tinju
yang seharusnya 12 ronde dibuat 50 ronde. Sekarang sudah masuk ronde ke 12 yang
seharusnya bel terakhir, tapi ternyata masih 38 ronde lagi. Tenaga sudah habis,
stamina melorot, pukulan tak ada kekuatan energi lagi. Maka itu, tinggal
menunggu K0 atau TKO. Tapi semoga bertahan hingga ke ronde ke 50.
Omongan politikus asal Sumbawa, NTB
itu, seperti bercanda tapi benar adanya. Itu tanpa disadari omongan
supramistik. Pas dengan keluhan Sandiaga Uno, cawapres yang mulai kehabisan
dana kampanye. Lalu lalang blusukan ke daerah daerah tentu membutuhkan banyak
logistik. Transportasi, akomodasi dan dana sosial lain. Sandiaga sebut tidak
ada donatur, tidak ada sponsor, yang berarti dana dari kocek sendiri. Sampai di
mana kekuatan dana Sandiaga Uno itu? Sementara Prabowo, capres hanya seminggu
sekali ke daerah. Untuk Sandiaga Uno, hanya sehari di rumahnya di Jakarta, enam
hari ke daerah daerah ke seluruh Indonesia.
“Sandiaga blusukan dan selfis dengan
rakyat ke daerah daerah itu, sudah lama sekali dilakukan Jokowi. Apa yang
sandiaga lakukan itu sudah jadi ciri Jokowi yang sudah lama dia lakukan,” ujar
Fahri Hamzah.
Partai koalisi, terutama PKS dan
Partai Demokrat dari dalam juga jadi goncangan tak ringan. Pemimpin Partai
Demokrat SBY intruksikan agar kader semua memikirkan kemenangan partai selain
pemenangan capres-cawapres. Ini signal SBY yang tak bisa total kampanyekan
pasangan nomor 02. Begitu juga dengan PKS. Petinggi PKS mengeluhkan soal janji
Prabowo untuk jabatan DKI 2, wakil gubernur pengganti Sandiaga yang mesrinya
jatahPKS, tapi M.Taufik ketua Gerindra DKI ngotot mau maju. Malah menantang
koalisi PKS bertarung di paripurna DPRD. Untuk itu PKS mengendur dukung capres.
Artinya, dari dalam juga Prabowo-Sandi bermasalah.
Menilik kasus ini, sangat nyata dan
jelas bahwa KPU lakukan kekeliruan membuat masa kampanye yang terlalu panjang.
Sehingga kontestasi ini jadi kurang segar dan kurang sehat. Petahana sangat
diuntungkan sementara penantang, dalam tanda petik, dirugikan.
Dari keterangan Yusril Ihza Mahendra
ke pers, diakuinya bahwa bertemu Prabowo sebagai capres dan ketua koalasi
sangat sulit. Bahkan habib Rizieq Shihab pun, sulit berkomunikasi dengan
Prabowo. “Pak Prabowo itu tidak pernah pegang HP, yang pegang ajudan. Dihubungi
ajudan, ya begitu, akan disampaikan ke Pak Prabowo,” ujar ketum PBB itu.
Arkian, maka sampai terakhir Yusril menerima pinangan jadi lawyer Jokowi, tak
bisa bertemu dengan Prabowo.
Saran Mbah Tejo, dalang, budayawan
dan wartawan Sujiwo Tejo, jika Jokowi akan menang terhormat, bantu
Prabowo-Sandiaga Uno. “Saat Prabowo terseok, angkat dan tegakkan dia, ini
sangat baik bagi demokrasi. Kemenangan Pak Jokowi, jika menang, greng gitu,”
komentar Mbah Tejo di ILC TV One. Jiwo pun ambil contoh lomba lari yang lawan
jatuh terseok. Melihat lawan tersungkur, calon pemenang berbalik badan dan
menolong lawannya berdiri. Dibangunkan, eh jatuh lagi, lalu ditolong berdirikan
lagi. “Ini nilainya luar biasa. Kemenangan itu bukan satu satunya. Tapi yang
utama adalah cinta kasih. Kita harus punya dan kedepankan cinta kasih dalam
pertarungan pilpres ini,” ujar Mbah Tejo, yang juga disebut sebagai “dukun” oleh
sementara orang kerena prediksi dan ramalan ramalannya. ****
Tia Aweni D.Paramitha
Komentar
Posting Komentar