Dimas Supriyanto dan Syamsuar
J. Husein.
DUKUN SOEHARTO
Untuk waktu yang lama – bahkan sangat lama -
Presiden Soeharto dikenal sebagai penganut kebatinan Jawa. Untuk waktu yang
lama – bahkan sangat lama - kalangan Islam politik dan oposisi menjulukinya
“Presiden Klenik”, “Presiden Kejawen” - dengan nada sinis.
Soeharto memang seorang muslim abangan dan
pecinta budaya Jawa - khususnya penghayat dunia spiritual. Dukun spritualnya
yang terkenal adalah Soedjono Humardani. Bukan nama rahasia, karena sudah
menjadi pengetahuan umum.
Soedjono Humardani (1919 – 1986) yang juga mertua
dari Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta) adalah sahabat Soeharto sebagai sesama
prajurit. Bersama Djono - panggilan akrab untuknya - Soeharto sering mendatangi
tempat tempat keramat. Keduanya mengoleksi hampir semua pusaka dan benda benda
kramat dari berbagai wilayah Nusantara. Kalau pusaka dari Mataram dan Majapahit
- negeri leluhur Soeharto - jangan ditanya lagi.
Namun sebelum bertemu Soedjono, sejak belia
Soeharto sudah menhayati laku spiritual. Semasa masih ‘ngenger’ (menumpang) di
rumah Mas Ngabehi Prawirowihardjo (ayah Sudwikatmono), Soeharto kerap menjalani
‘tapa kungkum’ ( bertapa dengan cara berendam): Bertapa jenis ini dipercaya
sangat berpengaruh bagi ketahanan tubuh.
Bahkan setelah menjabat sebagai presiden,
Soeharto masih gemar melakukan ritual tersebut. Soeharto biasa melakukan ritual
‘kungkum’ di puncak Gunung Lawu, salah satu pusat kekuatan mistik di Jawa.
Lokasi lain yang sering digunakan untuk tapa
kungkum Soeharto adalah Petilasan Panembahan Senopati di Dlepih, Tirtomoyo -
Wonogiri, yang sering dikunjungi sejak muda hingga menjelang menjabat presiden.
Sedangkan di saat menjadi Pangdam Diponegoro, tempat kungkumnya adalah di
Kaligarang, Semarang. "Di tempat beliau dulu sering kungkum, sekarang
dibangun sebuah monumen yang disebut Tugu Soeharto, " ujar sumber yang
enggan disebut jati dirinya.
Hubungan Soedjono Humardani dengan Soeharto,
konon terkait dengan Soediyat Prawirokoesoemo alias Romo Diyat, seorang guru
spiritual yang pernah menyatakan kepada Soedjono, agar menjaga Soeharto karena
dipercaya akan menjadi “orang besar”.
Setelah sahabat spiritualnya menjadi presiden,
pria kelahiran desa Carikan, Solo itu menjadi orang kepercayaan Soeharto. Baik
untuk urusan negara, bisnis, maupun pribadi. Bahkan di antara pembantu terdekatnya
(aspri/ asisten pribadi), konon hanya Soedjono Humardani yang boleh masuk kamar
tidur Soeharto, selain Ibu Tien.
Soedjono lah yang memperkenalkan Soeharto pada
Liem Sioe Liong dan menjadi sahabatnya hingga meninggal. Orang orang asing,
khususnya kalangan bisnis, yang ingin bertemu dan berurusan dengan Soeharto
harus menghadap Soedjono Humardani.
Begitu kuatnya pengaruh Soedjono kepada Soeharto,
para jurnalis asing di Jakarta pada masa itu menjulukinya sebagai
"Rasputin Indonesia". Grigori Rasputin adalah ahli mistis dan orang
terpercaya keluarga Nicholas II – Kekaisaran terakhir Rusia–pada 1915an.
PADA DIRI Soedjono ada kombinasi unik. Dia
seorang intelektual, lulusan HIS Surakarta dan sekolah dagang di Semarang
(Gemeentelijke Handels School), dan kemudian dipraktikannya dalam berbisnis.
Tapi dia juga tertarik di dunia kemeliteran. Pada usia 20an, di zaman Jepang,
pria kelahiran desa Carikan - Solo, 23 Desember 1919 ini menjadi Fukudanco
(wakil komandan) dari Keibodan (pembantu polisi).
Setelah Indonesia merdeka, dia masuk BKR (Badan
Keamanan Rakyat) dan TNI, hingga menjadi mayor jendral. Dan bersamaan itu juga
dia seorang penghayat spiritual, khususnya Kejawen.
Pak Harto tidak mengelak dia menyukai masalah
kebatinan dan dekat dengan Soedjono Humardani. Tapi dia membantah bahwa
Soedjono merupakan gurunya.
“Sangkaan begitu tidak benar. Mengenai ilmu
kebatinan, Soedjono lebih banyak bertanya ke saya daripada sebaliknya.”
(Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya, halaman 441-442).
“Tentang Sudjono Humardani terdengar orang
bicara, seperti ia lebih tahu daripada saya mengenai kebatinan. Padahal Djono
sendiri biasa ‘sungkem’ pada saya. Ia menganggap saya lebih tua dan lebih
mengetahui soal ilmu kebatinan, “ katanya dalam memoar yang ditulis sastrawan
Ramadha KH itu.
“Ya, kebatinan bagi saya, bukanlah kebatinan
anggapan sementara orang. ... kebatinan itu ialah ilmu untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan. Orang lain mengatakan bahwa kebatinan itu, ya begitu, ya begini,
dan kemudian berguru dan sebagainya. Itu tafsiran orang lain. Bagi saya, sekali
lagi, ilmu kebatinan itu adalah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan”.
Sebuah buku yang menulis tentang pusaka–pusaka
Soeharto mengungkap, penguasa Orde Baru itu mengoleksi 2.000 pusaka - baik yang
didapat sendiri, hadiah, cindera mata, dan lainnya. Dan selama kekuasaannya
yang 32 tahun, konon, selain dijaga oleh 2.000 pusaka juga dilindungi oleh 200
paranormal.
Saya sendiri pernah dengar cerita dari paranormal
kondang, bahwa warga suku Badui Dalam (Banten) jalan kaki menyusuri pusaka
leluhur mereka yang hilang dan mereka “menciumnya” di daerah Menteng - yang
dijaga amat ketat. Cerita itu saya dapat waktu kami sering nongkrong di Balai
Budaya, Jl. Gereja Theresia 47 – Menteng di tahun 1990-an.
KEPERCAYAAN orang Jawa pada dukun masih
berlangsung sampai sekarang. Islamisasi baru, dengan kostum kerudung dan jubah
tak menjadikan Kejawen hilang pada orang Jawa.
Dalam diri setiap orang Jawa melekat satu sifat
dan sikap bila dia menanggung beban yang lebih dari kemampuannya - memegang
jabatan demikian tinggi - maka dia memerlukan pegangan dan kekuatan spiritual,
untuk membantu dan mendampinginya - yang untuk itu didapat dari "orang
pintar".
Sesungguhnya pada zaman Orde Baru, nyaris tidak
ada pejabat yang tidak mengenal dukun. Setiap menteri punya dukunnya sendiri
sendiri. Tempat samadi dan tanya masing masing. Hampir semua "dukun
ampuh" kedatangan pejabat, dari berbagai tingkatan. Selain pengusaha dan
orang biasa.
Bahkan polisi polisi pun yang bertugas di
lapangan, pergi ke dukun saat memburu para tersangka - minta bantuan Mbah
Dukun. Saya tahu itu, karena penugasan saya sebagai repoter di bidang
kriminalitas.
Setelah meliput kegiatan artis dan dunia hiburan,
lagi lagi, saya pun mengenal artis artis kondang yang suka ke dukun. Atau para
penggosip yang membocorkan, artis itu punya dukun di sana dan di sini. Saya
sendiri kenal beberapa artis laki laki yang rajin ke dukun - tapi disebutnya
sebagai "guru spiritual".
Ternyata sampai kini pun masih berlangsung. Dalam
kemasan lebih canggih dan agamis, dukun diganti menjadi "orang
pinter", "guru spiritual", "kyai" dan
"Habaib".
Di kalangan teman teman saya yang Tionghoa mereka
disebut "Suhu".
Hampir pejbat sekelas Kepala Suku Dinas dan di
atasnya (Kepala Dinas dan di atasnya lagi), mencari dan memiliki dukun supaya
jabatannya aman atau disayang atasan, atau mendapat promosi lebih tinggi,
menjadi bisik bisik keseharian di sela kerja. Hal demikian juga terjadi di
kalangan pejabat polisi, Kasatreskrim, kapolsek, kapolres dan di atasnya.
Banyak tentara yang sedang di tugaskan di daerah rawan ke dukun dulu. Untuk
mendapatkan pegangan alias azimat.
Ada cerita lucu yang entah benar atau tidak,
seorang Da'i kondang yang penampilannya khas itu, sebelum terkenal, di awal
karirnya rajin ke dukun. Terutama, setiap kali mau memberikan ceramah agama -
berdakwah. "Untuk kepercayaan diri supaya nggak grogi bisa di depan orang
banyak. Dikasi pegangan juga dari..." kata seorang sopir pribadi seorang
pejabat di Bandung, lalu menyebut seorang dukun kondang. Dia mengantar saya,
keliling kota, atas perintah majikannya, dan mengira saya sedang mencari
"orang pintar" untuk jabatan saya.
Soedjono Humardani, yang juga dikenal sebagai
pendiri CSIS, ‘think tank’ rezim Orde Baru, dukun yang mana daripada bapak
Presiden Soeharto, meninggal pada 12 Maret 1986 di Tokyo, Jepang . ***
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut