CERITA SAYA DENGAN
AHMAD DHANI
Beberapa teman jurnalis yang pernah
menyaksikan kedekatan saya dengan Ahmad Dhani, meminta saya menulis tentangnya
- khususnya setelah divonis satu setengah tahun penjara dan ditahan di LP
Cipinang.
Ada juga yang minta agar saya sedikit
membelanya.
Betul. Kami punya riwayat kedekatan.
Dulu, 13 tahun lalu, waktu dia masih serumah dan serasi dengan Maia Estianty,
belum ada ‘Duo Ratu’, belum kenal Mulan Jameela. Dan anak anaknya Al, El, Dul,
masih kecil kecil. Tapi kemudian, kami sudah tak ada kontak lagi.
Saya diperkenalkan padanya oleh rekan
wartawan, santri, yang juga pengacara sekaligus seorang Nahdiyin - yang
kepadanya saya sebut "ustadz saya". Karena beliau rajin ibadah, Islam
taat dan banyak ilmunya. Juga sabar mengajari saya doa doa manjur. Namanya,
Masyamsul Huda, SH.
Masyamsul Huda, SH beberapa kali membela
kasus kasus yang melibatkan Ahmad Dhani dan tampil di (infotainment) teve. Tapi
sebagaimana saya, Syamsul dan Dhani kemudian berseberangan. Masyamsul seperahu
dengan saya - di satu kubu yang pro Jokowi dan pro Ahok - sedangkan Ahmad Dhani
asyik dengan grup aktifis pendukungnya yang baru, di kubu lainnya. Gabung
dengan kaum jenggoters dan sorbaners.
Saya yakin Ahmad Dhani juga tidak
mengenali saya lagi – sekarang ini. Atau samar samar. Dulu setiap kali ke
rumahnya di Pondok Indah, selalu bareng Mas Syamsul. Dan sebelum semegah
sekarang.
DULU Dhani ‘Dewa’ figur yang asyik.
Rocker produktif, memimpin band papan atas yang disukai gadis gadis ayu, cewek
elite dan jinak-jinak, meski Maia Estianty terus nempel di sampingnya. Masa itu
kami sempat nanggapi fans dan ‘groupis’-nya, dengan cara masing masing. Dalam
urusan ini, saya tergolong ‘jam terbang’ tinggi, sedang Dhani masih pemula.
“Dia orangnya takut takut, “ kata model D, mahasiswi dari kampus T, memberikan
pengakuan sambil senyum senyum ke saya.
Di waktu lain kami sok-sokan bahas
filsafat Islam dan ngaji bareng. Saya sempat berikan buku tentang ‘Islam
Liberal’ padanya. Saya pernah diajak ke pengajiannya di hotel bintang lima (oh,
gitu toh cara warga elite mengaji). Dia punya guru spiritual dan sangat
bergantung padanya. Saat konser di Banda Aceh dan hujan turun deras, Dhani
panik dan langsung menelepon guru yang bermukim di Jawa Timur itu. Sang Guru
menenangkannya. “Kalem, Dhan. 10 menit lagi berhenti, “ kata Dhani mengutip
ucapan Sang Guru di bus artis. Dan ternyata dia benar.
Saya harus katakan, bahwa kini kami
kecewa padanya. Saya dan Masyamsul Huda SH. Dulu dia pro pemerintah, dekat
dengan Pak Wiranto – Menko Polhukham. Konsernya di dua kota di Aceh didukung
militer kita dan Pangkoops Mayjen TNI Bambang Dharmono - dimana saya dan
Syamsul ikut ke sana. Kami diarak keliling kota dengan panser pansernya. Main
bola juga dengan para petingi militer di sana. Tapi sekarang dia
antipemerintah, menyebrang dan pro Prabowo.
Dulu dia musuhan sama FPI - sampai
ngungsi dari rumah dan pindah ke hotel, karena merasa terteror - sekarang malah
gabung dengan FPI. Dan ketularan jadi radikal.
Saya dan Masyamsul SH pun angkat tangan.
BAGI saya, Ahmad Dhani sama dengan Rhoma
Irama. Keduanya musisi hebat dan bahkan jenius, legendaris, banyak lagu
hits-nya dan disukai cewek cewek cantik - tapi coba coba jadi politisi tanggung
dan naif. Hanya bermodal kharisma artis. Sok besar. Kurang taktis, hingga
akhirnya kena gulung.
Ahmad Dhani Prasetyo telah berubah dari
seorang seniman musisi multi talenta - saat saya kenal dekat dengannya -
menjadi politisi petarung dan senang cari bahaya. Menikmati pertarungan.
Setelah Rhoma Irama terpojok dengan
partai tak jelasnya, sekarang Ahmad Dhani "ngunduh wohing pakarti" -
memetik buah yang dia tanam sendiri. Tabur tuai. Masuk bui.
Jadi kami lebih senang menonton saja.
Saya memang mau 'rasan rasan' sama
ustadz Masyamsul Huda SH untuk cari waktu yang pas membezoeknya di sel LP
Cipinang, sebelum dipindah ke Surabaya untuk menghadapi kasus tuntutan lainnya,
kasus berikutnya.
Bagaimana pun ada jasanya juga Ahamd
Dhani dalam perjalanan hidup kami.
Tapi entah kapan.
Sebagai sesama kenalan tentu saya ingin menengoknya
saat sedang susah.
Tapi - sejauh ini - kelihatannya dia tidak susah.
Tapi - sejauh ini - kelihatannya dia tidak susah.
Dia mengaku baik baik saja. Pembela dan
pendukungnya pun tetap banyak. Gantian tampil dan membela Ahmad Dhani di teve,
meski kebanyakan nyolong kamera, untuk kepentingan politiknya sendiri.
Yo, wis ben !!
Komentar
Posting Komentar