Beda Jokowi dan Prabowo: Pemimpin dan Penguasa!
JOKOWI DAN PRABOWO,
PEMIMPIN DAN PENGUASA
Semakin lama kita mengenal Jokowi dan Prabowo,
dua calon presiden yang sedang bertarung memperebutkan suara di tanah air di
bumi pertiwi yang kita cintai, semakin mudah kita membedakan karakter keduanya
- terutama dari sisi watak yang mendominasinya. Jokowi lebih berwatak pemimpin,
sedangkan Prabowo lebih berwatak penguasa.
Pemimpin
dan penguasa adalah kombinasi yang dibutuhkan untuk menggerakkan rakyat,
birokrat dan aparat, tapi dominasi salahsatunya akan mengarahkan kemana bangsa
ini ke tujuan akhirnya.
Ada
perbedaan nyata di antara keduanya: watak pemimpin dan watak penguasa
Pemimpin
adalah ‘pamong praja’, penganyom, pelindung, yang mensejahterakan rakyat dalam
kekuasaannya.
Sedangkan
penguasa adalah ‘pangreh praja’, penguasa yang memerintah aparat, bawahan, dan
rakyatnya agar tetap dalam kontrol dan kekuasaannya.
Pemimpin
rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri, melainkan kesejahteraan
rakyatnya. Sedangkan penguasa mengutamakan kesejahteraan diri dan kroni serta
pendukungnya.
Seorang
pemimpin mengarahkan anak buah dan mereka yang ada dalam pengaruhnya untuk
bersama sama bekerja untuk perusahaan bangsa ini. Seorang penguasa lebih
berorientasi menundukkan dan menguasai apa yang ada.
Pemimpin
akan mendukung orang lain untuk bekerjasama dengan menyamakan visinya.
Sedangkan penguasa akan membidiknya sebagai saingan dan ancaman yang
membahayakan diri dan kroninya.
Pemimpin
memberikan inspirasi untuk menggerakan dari dalam setiap individu yang dipimpin.
Sedang penguasa menghadirkan kepatuhan dan ketakutan, akan jatuhnya sanksi bila
melanggar ketentuan penguasa.
Seorang
pemimpin menyadari batas batas dimana dia akan segera turun dan berganti,
sedangkan penguasa berupaya terus mengabadikan kekuasaannya. Dan melakukan
segala cara untuk mempertahankannya. Biasanya dengan cara otoriter.
Seorang
pemimpin adalah nahkoda, seorang pilot, yang menerbangkan dan melayarkan kapal
ke arah tujuan bersama . Dia menguasai peralatan dan arah tujuan pelabuhan,
sebagaimana yang diinginkan dan menjadi tujuan bersama. Dia seorang ahli dan
matang secara mental.
Seorang
penguasa adalah kanak kanak dan kakek kakek yang harus dituruti kemauannya
dengan kemanjaan dan kekuasaan yang dia miliki, tak peduli pada keinginan orang
banyak di sekitarnya. Penguasa cendrung otoriter dan temperamental.
Seorang
pemimpin menyiapkan pengganti, sedangkan penguasa akan menyiapkan keturunan dan
kerabat untuk memastikan kekuasaan tidak jatuh kepada orang dan keluarga lain.
Agar kedudukan dan kekayaannya abadi.
PRABOWO
menguasai lahan ratusan ribu hektar, menguasai 14 perusahaan dengan ribuan
karyawan. Sebelumnya, sebagai jendral dan mantu presiden, menguasai 33 batalion
dengan 11 ribu pasukan angkatan darat. Tapi apakah dia mampu memimpin ?
Sebagai
penguasa perusahaan dia terlibat dalam hutang pada bank hingga Rp.14 triliun,
dan harus menyicil hutang bank hingga 20 tahun. Ribuan pegawainya demo lantaran
berbulan bulan tidak gajian dan nyaris dipailitkan.
Dan
sebagai jendral (Pangkostrad) bagi 11 ribu prajurit di 33 batalion berakhir
dengan pemberhentian. Dia tak mampu memimpin.
Seorang
pemimpin bisa menunjukkan keteladanan, pada watak diri, keluarga dan anak buah
yang dipimpinnya. Dia seorang imam. Sebagai imam tidak berpikir pada kekayaan
diri. Isteri dan anak dijaga, agar tidak membebani tugas ayahnya, yang sedang
menjadi sorotan seluruh elemen bangsa. Seorang pemimpin berupaya menjadi
teladan dalam banyak hal, baik dalam kehidupan pribadi, dalam kehidupan
keluarga besar, maupun dalam kepemimpinan bersama anak buah dan pengikutnya.
Itulah
yang ditunjukkan Jokowi. Dia terlatih memimpin rakyat, sejak menjadi walikota
dua periode, gubernur dan kemudian membangun berbagai aspek, mengejar
ketertinggalan dengan bangsa lain, selama di istana negara.
Seedangkan
seorang penguasa bisa mengabaikan semuanya. Keluarga carut marut, kehidupan
pribadi tak bisa dijadikan teladan, bukan masalah. Karena utamanya adalah
menguasai. Yang penting menjadi penguasa.
Itulah
yang ditunjukkan Prabowo.
Pemimpin
memiliki otoritas dan menggunakannya untuk menegakkan aturan dan mesejahterakan
rakyat, dari golongan manapun dan seluruh strata.
Penguasa
menggunakan otoritas untuk menguasai berbagai aset demi kesejahteraan diri dan
kroninya agar terus berkuasa selama lamanya. ***
Komentar
Posting Komentar