GORONGGA:
HUTAN PALING MENAKUTKAN KAUM DUKUN NUSANTARA
Hutan
Goringga, mirip Black Forrest di Jerman. Hutan misterius yang dihuni banyak
hantu. Goringga, hutan di daerah dekat Kabupaten Raja Ampat di Papua
Barat, yang dianggap oleh kaum dukun sebagai hutan paling misterius di
nusantara.
Di sini ada kerajaan gaib yang
mumpuni. Bahkan kesaktiannya, masih di
atas hutan Alas Purwo, Jawa Timur, Tugu Mulyo Sumatera Selatan dan Bukit
Soeharto juga Long Kali, Paser Penajam, Kalimantan Timur.
Tiga temanku hilang di hutan ini. Dukun sakti mandraguna
Bunda Nining Kamandanu, 56 tahun, katakan, mereka bertiga pindah alias hijrah
ke alam hantu. Ditawan dalam kerajaan gaib dan menjadi penghuni Hutan Goringga.
Mereka hidup tidak lagi, matipun belum. Ketiganya berada di alam supramistika.
“Hanya engkau yang bisa menyelamatkan
mereka dengan mustika King Safir ini,” desis Bunda Nining Kamandanu, kepadaku.
Mustika ini kudapatkan dari langit dan jadi jimat sakti mandraguna untuk
mengambil manusia korban keberingasan alam hantu. “Berangkatlah secepatnya
sebelum terlambat,” tambah Bunda Nining Kamandanu, di atas Danau Setu Cipondoh,
tengah malam, pulul 24.00 menjelang dinihari.
Sebagai
sahabat sejati, aku berangkat ke Hutan Goringga, via Kota Sorong. Dengan bekal
ilmu linuwih, ilmu Ragat Bagat dan Mustika King Safir dari Bunda Nining Kamandanu, aku berangkat dengan tekad membebaskan tiga
teman ini. Lolita Safitri, Chika Anisah dan Bram Tumbaka. Dua perempuan dan
seorang lelaki yang raib tanggal 8 Oktober 2013, Hari Selasa Kliwon 3,3. Dua
minggu setelah mereka hilang, Minggu Pahing tanggal 20 Oktober 2013 aku sampai
di lokasi. Tanah Angker hutan Goringga yang gelap karena kayu-kayu tua seperti
mahoni, angsana, ulin dan cemara.
“Kamu
harus yakin seratus persen dapat menemukan mereka dalam keadaan hidup dan
membawa kembali ke Jakarta. Syaratnya harus percaya diri dan total berserah
kepada Allah Azza Wajalla setelah konsentrasi penuh membaca mantra-mantra yang
saya berikan,” kata Bunda Nining Kalamukti, kepadaku, sebelum berangkat di
bandara Soekarno-Hatta menuju Sorong, Papua Barat. Sebagai dukun senior, Bunda
Nining Kamandanu mengetahui bahwa aku dititisi darah perdukunan juga, yang dari
kakekku, yang diketahui oleh Bunda Nining, seorang yang weruh sakdurunge
winarah.
Nekad dan
tekad, itulah yang ada dalam pikiranku. Ibu kandungku, Hajjah Rohimah Hasan,
merestui missi itu. Ibu mendoakan agar aku sukses sambil memperingatkanku untuk
berhati-hati di dalam hutan belantara yang angker itu. Sementara ayah kandungku,
sudah sepuluh tahun meninggal dunia. Ibu tidak menikah lagi dan membesarkan aku
dan empat adikku dengan bekerja sebagai kepala sekolah SD Mudrika di Kota
Tangerang, Banten.
Ayahku seorang
berbakat supranatural. Bahkan di masa hidupnya, ayahku banyak menolong orang
sakit, orang butuh pengasihan dan kekayaan. Banyak orang miskin menjadi kaya
raya setelah diritual ayahku. Sukses dengan jimat Soge Agung, jimat usaha dan
jabatan yang mumpuni. Namun demikian, ayahku keberatan dikatakan paranormal.
Karena dia seorang perwira TNI Angkatan Darat pangkat mayor. Ilmu gaib yang
dikuasainya, merupakan warisan dari kakekku. Haji Bayumi Tafsin, seorang pakar
supramistik dari Palembang yang dikenal sakti mandraguna.
Memang,
jika aku mutar balik ke belakang, dalam alam impianku, suatu malam, arwah
kakekku datang. Itu terjadi pertama kali
pada Malam Rabu Legi, 2 Januari 2013 sekitar pukul 02.30 dinihari. Kekakku
datang dengan pakaian khasnya baju gamis hitam dengan kopiah putih di
kepalanya.
Saat itu, kakekku datang untuk
memilih aku sebagai penerus tunggal ilmu
jimat Soge Agung. Tujuan kakek, agar ilmu itu tidak terputus hingga tujuh
turunan. Kenapa memilih aku, aku tidak tahu. Namun yang jelas setiap malam
kakekku datang, terakhir bersama ayahku, untuk menyerahkan keris Bangkit
Malawa, keris sakti mandraguna tangguh
Kerajaan Sriwijaya dengan ketajaman mistik, Soge Agung.
Sesampainya
di bandara Dominique Edward Osok, Sorong, aku menyewa motor besar, Kawasaki
Binter Mercy 500 CC menuju hutan Raja Ampat. Hutan Goringga di wilayah Batu
Ampuk. Di daerah inilah tiga temanku menghilang. Mereka kala itu bertualang
menyelidiki tentang tetumbuhan langka Anggrek Hitam. Mereka peneliti yang
dibayar oleh sebuah pustaka alam raya yang berkantor di Swedia, Eropah Barat.
Anggrek hitam memang banyak di Hutan Goringga, yang ternyata belakangan
diketahui bahwa semua anggrek hitam itu dijaga gaib. Dikuasi para jin dan hantu
Papua Barat.
Aku
memasuki hutan Goringga pukul 19.50 waktu Indonesia Bagian Timur. Setelah
sembahyang isya aku membentangkan tenda mini yang ada di ranselku. Habis
sembahyang aku membaca mantra-mantra sakti mandraguna dari Bunda Nining.
Setelah mantra habis dibaca, tiba-tiba petir menyambar pohon cemara sepuluh
meter dari tempat sholatku. Suara Guntur, gluduk dan petir langsung
bersaut-sautan di langit.
Ranting
pohon angsana jatuh dan sebagian pohon tumbang karena petir. Di tengah sinar
kilat yang menyambar, aku melihat kuburan batu yang tingginya lima meter,
berjarak kurang lebih tujuh meter dari tendaku. Aku segera mengeluarkan senter
12 batereku dan menyenteri makam itu.
Setelah
aku mendekat ke kuburan batu, tanah yang kuinjak tiba-tiba bergoyang. Mirip goyang
linu dan gempa bumi. Bergoyang seperti komidi putar di Pasar Malam Kunciran
Enclek. Muter dan terus berputar hingga
membuat kepalaku pusing.
Beberapa
saat setelah tubuhku berputar, tiba-tiba hujan deras mengguyur bumi. Tubuhku
basah kuyup dan air itu dingin seperti air es. Dari arah selatan, aku melihat
salju turun. Suasana sekitarku menjadi putih bagaikan saat musim dingin di Eropah Timur. Salju menutupi pepohonan dan batang kayu
hingga sekitarku menjadi putih. Warna putih itu makin jelas setelah terkena
sinar kilat yang terus menyinari bumi Papua Barat nyaris tanpa henti.
Dalam waktu sekian detik setelah kilat menyambar,
terjadi bunyi ledakan dahsyat bagaikan bom. Salju meledak ke atas dan dari
dalam keluar Lelaki Tinggi Besar memakai mahkota emas. “Siapa kamu, mau apa
masuk ke dalam kerajaanku?” bentaknya. Aku segera mengambil King Safir dan membaca
mantra sakti dari Bunda Nining Kamandanu.
Lelaki
asing itu terdiam, lalu dia duduk mendekati mukaku. Wajahnya menyermakan dan
jantungku berdetak hebat. “Maaf, ada apa kamu ke mari?” tanyanya. Dengan mata
menyala, aku menatap matanya yang besar dan tajam. Bunda Nining Kamandanu
berpesan, jangan sampai kalah menatap. Bila sudah menatap matanya, jangan
sampai berkedip duluan. Melototlah kepadanya hingga dia yang lebih dulu
mengedip. Jika dia mengedip duluan, maka dia akan mengaku kalah dan semua
permintaan akan dikabulkannya.
Apa yang
dikatakan Bunda Nining Kamndanu, ternyata benar adanya. Setelah lima menit
tanpa mengedip, malah Makhluk Besar itu yang mengalah. Matanya mengedip duluan
dan dia mencium kakiku menyerah. Dia mengaku kalah dan akan memenuhi semua
permintaanku hari itu. “Apa yang engkau inginkan dariku?” sorongnya.
“Aku minta
tida temanku dibebesakan. Engkau telah menyandera mereka selama 16 hari, dan
keluarkan mereka sekarang dalam keadaan hidup. Tuntutan saya kedua, keluarkan
semua emas murni 24 karat yang engkau kuasai di sini, untuk aku jual ke
Jakarta, aku mau kaya raya dan dapatkan kekayaan itu darimu, dari pemberian
emas batangan yang engkau jaga di hutan ini,” kataku, agak bengis.
Dengan
manggut-manggut, Raja Jin Mahkota Emas itu, memanggil sepuluh anak buahnya
bertubuh cebol. Para makhluk cebol seperti kurcaci itu masuk ke dalam tanah dan
mengambil tiga temanku. Lolita duluan keluar, lalu disusul oleh Bram dan Chika.
Mereka semua dalam hidup dan sadar. Melihat aku perkasa di depan Raja Jin
Mahkota Emas, mereka menghambur kepadaku dan ketiganya aku peluk dengan penuh
kerinduan.
“Ayo, kita
pulang ke Sorong, besok kita berempat terbang ke Jakarta. Tapi kita harus
membawa karung emas murni 24 drajat pemberian Raja Jin Hutan Goringga ini,”
imbuhku. Ketiga teman setuju dan mereka siap mengangkap emas batangan itu ke
Jakarta.
Raja Jin
Mahkota Emaskembali memerintahkan sepuluh jin cebol untuk ambil emas. “Ambilkan
emas di dalam karung, empat karung saja, sisanya buta kita,” katanya. Empat karung
emas segera ditenteng ke depan kami dan Raja Jin Mahkota Emas menyerahkan empat
karung itu kepada kami.
Kami
mengangkat karung itu satu. Masing-masing orang mengangkat satu dari karung
meas batangan berberat satu karungnya 20 kilogram. Emas iru kami bawa keluar
hutan menuju sepeda motor mercy 500 cc yang kuparkir 1000 meter dari lokasi
Kerajaan Raja Jin Mahkota Emas.
Kami
berempat naik motor itu. Walau agak sulit, tapi harus bisa berempat dengan
empat karung emas. Kami terpaksa naik motor satu karena tidak ada kendaraan
lain. Untunglah masih bisa berjalan di antara semak belukar dan motor kami
sampai pula ke bandara Sorong, Papua Barat. Bandara Dominique Eduard Osok. Kami
naik kapal cesna ke Ternate, Maluku Utara lalu terbang ke bandara Soetta, Kota Tangerang.
Semua
keluar bahagia melihat tiga teman ini selamat. Mereka kembali dalam keadaan
utuh dan normal. Setelah selmatan dengan membaca surat Yasin, tahlil dan
tahmid, kami menjual emas kami ke Logam Mulia. Nilai jualnya tidak trelalu
besar tapi lumayan buat tabungan dan buat kami membeli rumah dan kendaraan.
Masing-masing dari kami mendapatkan jatah Rp 3 milyar. Dari semua penjualannya
Rp 12 Milyar.
Setelah
uang kami habis, tahun 2016 awal, yaitu tanggal 18 Januaru 2016 hari Senin
Pahing, kamiu terbang lagi ke bandara Dominique Eduard Osok, Sorong dan naik
dua motor ke Hutan Goringga. Kami kembali ke kerajaan Raja Jin Bermahkota Emas
untuk meminta emas lagi. Sebab emas di kerajaan itu masih banyak dan jika
dijual, mampu membayar semua hutang Negara Indonesia kepada asing.
Sesampainya
di Hutan Goringga, kami terkecoh. Kerajaan jin Mahkota Emas tidak lagi berada
di situ, tidak lagi di Raja Ampat, Papua Barat, namun pindah ke Derwin,
Australia Timur. Aku mendapatkan info akurat bahwa mereka di sana dan emas itu
semua dipindahkan ke Australia.
Dengan
tangan hampa, kami kembali ke Jakarta. Namun kami sepakat untuk berangkat ke
Darwin, Australia Timur dan mengambil emas yang tersisa. Kami merancang
keberangkatan bulan Februari 2016 dengan
menyeberang ke Australia dari Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Namun
sayang, visa kami ditolak Australia. Kami tidak dapat terbang ke Darwin secara
resmi, tapi menyelundup dari Kupang. Tanpa ijin eksit-permit dan tanpa visa.
Kami harus menyewa kapal dari Nusa Tenggara Timur berlayar masuk ke Darwin.
Hari
Selasa Pon, tanggal 23 Februari 2016 kami berlayar ke Darwin dari pelabuhan
Merurre Kupang dengan menyewa speed boad 450 PK berkecepatan sedang. Kami berklayar pagi dan sampai di perariran
Australia, tengah malam. Di dalam gelap kami masuk wilayah Darwin. Namun
sayang, kamin dihalau oleh tentara akan lajut Amerika Serikat di mana mereka
memantau kehadiran kami masuk ke Negara Kanguru itu. Tentara angkatan laut atau
US Marine menembak ke arah kami dan kami lari keluar perairan mereka untuk
masuk ke Celah Timor. Memang sudah terjadi kerka sama antara Austrlia dan
Amerika soal pangkalan militer Amerikan di perarian Darwin.
Dari celah Timor kami kembali ke
pelabuhan Maurere dan kembali ke Jakarta. Walau telah mengeluarkan biaya besar,
kali ini kami gagal menjarah emas batangan Raja Jin Mahkota Emas. Namun aku
bertekad, akan kembali masuk ke Darwin dan menemui Raja Jin Mahkota Emas untuk
mengambil sebagain lagi emas batangan yang dikuasainya di kerajaannya. Ketika
teman sepakat untuk balik pada bulan Agustus 2016 yang datang. Kami bertiga
akan berangkat dari Jakarta secara resmi ke Sydney atau Perth, lalu berjalan
via darat selama tiga hari ke Darwin. Mohon doa, semoga kami berhasil dan batu sakti
King Safir serta mantra Soge Agung akan menaklukkan lagi raja jin itu dan
kembali menenteng emas ke Jakarta. Aamiin yaa robbal aalaamiin.****
Pengalaman berburu gaib Iskandar Ogan DICATAT TIA AWENI D. PRAMITHA BUAT PORTAL-MYSTERY.BLOGSPOT.COM
Alasan Kehilangan Uang Banyak Taruhan Online Casino Yuk Gabung Disini aja.. Penuh Dengan Kejutan Bonus Berlimpah Setiap Hari!!!
BalasHapus