WASPADAI ENERGI BURUK: SENGKALA HIDUP SERING MEMBAWA MALAPETAKA....
HATI-HATI DENGAN ENERGI BURUK: SENGKALA SERING MEMBAWA MELAPETAKA
Sudah beberapa kali aku membuka usaha, tapi gagal.
Bahkan bangkrut total. Pernah membuka rumah makan khas Sunda di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, yang
ditata begitu mewah tetapi asri. Gagal.
Restoran itu aku buat berseni gaya
kampung bambu dan atap sirap khas Jawa Barat. Kudatangkan pula juru masak profesional dan top sef khas Sunda yang terbaik.
Pada mulanya ramai dikunjungi pembeli, namun
entah kenapa, tiga bulan kemudian jadi sepi. Setahun, sangat sepi lalu
bangkrut. Semua karyawan dipecat dan aku buka usaha lain.
Bersama seorang teman, membuat stasiun telvisi lokal. Mulanya banyak iklan
dan sponsor yang didapat, dua tahun bangkrut. Semua aset aku jual dan kerugian
hampir 100 milyar.
Beberapa tahun setelah itu, berdasarkan modal warisan 300
milyar dari orangtua, aku buka perdagangan mobil. Aku membeli tanah lebar dan
dibuat dealer. Usaha ini ditipu orang dan bangkrut dalam waktu tiga tahun.
Sisa uang warisan aku bangun usaha ttravel. Jual tiket
pesawat terbang, begitu penjualan tiket dibuka secara online, usahaku lesu dan
bangkrut. Hutangku banyak di mana-mana. Beberapa rumahku, surat tanah dan surat
kendaraan aku gadaikan ke pemegang uang, tapi tak mampu terbayarkan. Akhirnya
gunan disita.
Berdasarkan anjuran teman, aku mendatangi seorang
perempuan cenayang. Orang pintar yang punya kemampuan lebih. Ahli supramistik. Aku diterima di ruang prakteknya yang temaram.
Aku dimandikannya dengan air Samudera Hindia dan air keras. “Insya Allah usaha
yang baru nanti, maju pesat. Yang penting dengan keyakinan dan ketabahan.
Jangan mudah menyerah dan terus bekerja keras untuk mejauan usaha itu,” kata
Bunda Cicih, janda cenayang hebat, yang juga mengikuti jejak almarhum melakukan
pertapaan di gunung dan laut selatan.
Usaha baruku itu adalah busaha kecil yang sederhana saja.
Aku membuka warung seblak, masakan khas Bandung yang belakangan ini sangat
digemari remaja. Aku merubah garasi rumahku dan dijadikan warung. Beeberapa
meja aku pasang dan juga bangku unik dari kayu putih. Di luar dugaan usaha ini
laku keras. Banyak datang belanja anak remaja wanita dari sekolahan dekat
rumahku. Harga seblak Rp 7000 per-porsi
laku keras. Setiap hari, baik siang maupun sore dan malam, rumah makan seblak
ku laku keras. Selain seblak aku jual pula minuman jus khas, biling, bihun
digulung, miput, mie putar dan cireng, aci digoreng. Alhamdulillah, setiap hari
omset penjualan sampai satu juta rupiah.
Untungnya, lima puluh persen, Rp 500 ribu per-hari.
Sementara karyawan hanya satu orang. Untuk melayani dan
memasak seblak secara langsung. Alhamdulilillah setelah lima tahun buka, kini
aku punya rumah makan seblak ada 12 gerai. Pada dua belas titik dan dua belas
lokasi di Jakarta Selatan dan Cileduk, Kota Tangerang, Banten. Pikirku, kenapa
selama ini aku tidak datang ke Bunda Cicih? Aku dimandikan air laut, air keras
dan dibersihkan dari segala macam sengkala dan kesialan? “Tapi terlambat tidak
mengapa, daripada tidak sama sekali,” kata Bunda Cicih, kepadaku, saat aku
datang ke tiga kali kepadanya.
Arkian, ternyata selama ini aku menderita kesialan. Ada
sengkala yang bergelayut dalam diriku dan itu tidak terdeteksi olehku. Kesialan
itu harus dibuang jauh dan aku harus diisi enerji chi positif. Dimasukkan aura
kharisma, kewibawaan dan penglarisan. Kata penglarisan inilah menjadi kata
kunci usaha seblakku menjadi sukses besar. Padahal selama ini, travel, dealer
mobil dan restoran Sunda, gagal totral karena dalam tubuhku ada sengkala. Ada
kesialan yang tak habis-habisnya merusak keberuntunganku.
“Kesialan itu ada pada setiap orang dan keberuntungan itu
juga ada pada setikap orang. Namun, karena kesialan lebih dominan dan
keberuntungan kecil, maka keberuntungan itu dikalahkan oleh kesialan. Sehingga
setiap usaha yang kamu buat, selalu sial,” kata Bunda Cicih kepadaku.
Karena sudah begitu dekat dengan Bunda Cicih, maka
diceritakannya lah tentang lelakunya untuk mendapatkan daya linuwih. Daya
suprarasional yang tidak duanya. Bunda Cicih selama lima tahun melanglang buana
ke gunung-gunung dan laut. Dia bertapa nyepi di Gunung Muria, Jepara, Jawa
Tengah. Dia bertapa pula ke Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Dia bertapa di
Gunung Dempo., Pagaralam, Sumatera Selatan. Dan yang paling mengerikan, dia
bertapa di dalam laut Samudera Hindia, di laut selatan, pelabuhan Ratu,
Sukabumi, Jawa Barat.
Bertapa itu menyepi. Merenung dan berdoa, meminta kepada
Allah Azza Wajalla akan hadirnya kekuatan supranatural dan suprarasional.
Dengan tekun tanpa minum dan tanpa makan berhari-hari di dalam hutan di gunung,
di dalam laut, berendam penuh, hanya hidung keluar permukaan untuk bernafas, meminta
kepada Sang Pencipta kelebihan mandraguna. Dan hasil selama lima tahun
bertualang, dia mampu terbang, mampu mengobati segala macam penyakit dan mampu
membuat sengkala lenyap. Kesial;an hilang dan keberuntungan datang. Maka itu,
akhirnya, dia menjadi sakti mandraguna. Setgiap doanya diijabah Allah dan
setiap kata-kata yang kelkuar. Menjadi saklti dan bukti, semua orang yang
dibantunya berhasil. Namunj, perjanjian gaib, dia tidak boleh hidup mewah dan
tidak boleh kaya. Yang harus hidup mewah dan kaya raya itu hanya pasien yang
ditanganinya. “Saya ikhlas tidak kaya dan tidak mewah, yang penting orang yang
saya tolong berhasil sukses,” sorongnya, kepadaku.
Bunda Cicih bagiku sebuahy fenomena. Orangnya sederhana,
baik, ramah dan b erkata apa adanya. Dia akan menebak apa yang terjnadi secara
rahasia di dalam hidupku. Aku dibacainya secara telanjang dan terbuka. Semua
yang tertutup selama ini dibukanya. Rahasiaku semua diungkapkan dan aku tak
bisa membantah karena apa yang dikatakannya adalah benar adanya.
Aku mempunya seorang pria bunga-bunga jiwaku. Jauh dari
pengetahuan suamiku. Tak ada seorang pun yang tahu bahwa aku punay kekasih di
luar suami selama ini, yaitu Ridwan Mutolib yang tampan. Di luar dugaanku,
Bunda Cicih tahu siapa Ridwan Mutalib dan apa yang aku lakukan bersama lelaki
itu. “Ridwan telah membawamu kepada malapetaka kesialan. Hentikan hubungan
dengan pria itu dan setikalah pada suamimu. Jika kau terus dengan pria itu,
maka usaha pun kau takkan berhasil
karena sial. Sengkala itu datang dari dalam hatimu yang selingkuh. Hentikan
selingkuh dan kembali pada suamimu dengan kesetiaan. Dari situ kau mulai usaha
yang kecil dan akan menjadi besar,” katanya, menohok diriku dan aku menangis
sedih. Karena kesalahanku berselingkuh selama ini, maka semua usahaku gagal dan
bangkrut total. Lalu meninggalkan hutang ratusan milyar yang menjadi beban,
baik psikologis maupun fisik.
Jika kau mencintai Ridwan Mutolib dengan sangat besar,
menikah saja dengannya. Dan minta cerai dengan suamimu, Muhama Ikhsan. Tidak
boleh mendua dan tidak boleh hatimu terbelah karena cinta. Setelah aku
menyatakan siap mau memutuskan hubungan
dengan Ridwan Mutolib yang tak patut, maka Bunda Cicih langsung meremas hatiku
secara mistik dan hatiku langsung patah kepada Ridwan. Aku bukan hanya tidak cinta, tapi tiba-tiba menjadi
benci kepadanya. Dan kembali sangat cinta, sayang dan hangat dengan suamiku
Muhamad Ikhsan.
Bunda Cicih sangat mahir merubah cinta menjadi benci dan
merubah benci menjadi cinta. Merubah miskin menjadi kaya dan merubah kaya
menjadi miskin. Orang yang tadinya kaya raya, karena jahat, langsung diruwatnya
menjadi miskin dari jarak jauh secara supranatural dan suprarasional. Bahkan
dia bisa membuat penyetir sombong menjadi celaka dengan pecah ban dan mogok.
Mobil baru yang bagus, bisa tiba-tiba mesinnya rusak dan mogok. Kekuatan ilmu
cenayangnya begitu tinggi. Karena apa yang dikatakannya menjadi nyata. Mati mesin
mobilmu, katanya, maka matilah mesin kendaraan, walau mobil baru dari dealer.
Yang lucu, daat kami jalan di Sungai Mahakam, samarin da, kalimantan, ada dua
cowok berperahu b erkata kotor kepada kami. “Ey, tenggelam perahumu!” teriak
Bunda Cicih. Benar saja, beberapa saat kemudian perahu mereka terbaik karena
ombak speedboat dan dua pria jahil itu berenang megap-megap membawa perahu ke
pinggir sungai di Sangsanga, Mahakam, Samarin da, Kalimantan Timur. Saat itu,
aku membawa Bunda Cicih ke tanah kami di Buanganik, Samarinda untuk dijual.
Selama ini tidak laku-laku, namun setelah diritual, seminggu kemudian ada yang
beli dan harganya sangat bagus.
Bunda Cicih b agiku adalah fenomea. Dia seorang yang unik
dan penuh misteri. Suatu hari, dia bilang akan pergi dari rumahnya di Depok
akan ke Pelabuhan Ratu. Aku mau ikut dan dia ajak aku ritual ke Pelabuhan Ratu.
Ke petilasan Nyai Ratu Kidul. Aku dan suamiku, Mas Muhamad Ikhsan disuruh jalan
duluan dengan mobil kami ke makam Nyai Ratu Kidul di Panmgandaran. Kami
berangkat dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di Pengandaran, ternyata Bunda
Cicih sudah ada berdoa di petilan Nyai Ratu Kidul. Lha kapan datangnya dia dan
naik apaan? Sementara waktu berangkat dari rumahnya, dia masih pakai baju
tidur. “Dia terbang ke laut selatan,” kata suamiku. Ternyata, Bunda Cicih
terbang dari rumahnya ke selatan. Tidak ada yang melihat dia terbang dan tidak
ada yang tahu dia beranjak. Namun, tahu-tahu dalam hitungan detik, dia sudah
sampai ke tempat tujuan.
Karena seblak dibuat deari kerupuk, maka aku akan membuka
usaha kerupuk ikan. Aku minta restu Bunda Cicih dan diijinkannya. “Bagus, insya
Allah maju pesat,” katanya. Alhamdulillah, kini usaha kerupukku maju pesat dan
menjadi besar. Aku membeli tanah kosong dan kubangun sebagai pabrik kerupuk.
Karwayanku berjumlah 120 orang dan kerupuk itu aku eksport ke Thailand, Vietnam
dan Myanmar. “Nasib baikmu usaha di bidang seblak. Seblak itu dari kerupuk,
garam, merica dan cabe. Jika kau mau buka usaha besar, harus berhubunghan
dengan hbahan seblak. Kau akan maju bila bisnis, garam, bisnis kebun merica,
bisnis kebun cabe dan kerupuk. Jika usaha di bidang yang lain, kau akan
kesulitan. Keberuntunganmu berhubungan dengan bahan-bahan seblak,” kata Bunda
cicih, sambil tersenyum manis.
Setelah maju di usaha rumah makan seblak, pabrik kerupuk,
kini akau sedang merintis usaha perekebunan cabe di Cisarua, Puncak, Jawa
Barat. Aku membeli tanah di Desa Waru Doyong untuk tanaman cabe. Hasilnya,
cabeku begitu banyak dan sebentara lagi panen. Sementara harga cabe melambung
tinggi dan aku punya cabe tak kurang dari lima ton dari 2 hektar tanah yang aku
bangun.
Di luar dugaanku, Ridwan Mutolib menaruh dendam kepadaku.
Dia tidak rela aku putuskan dan dia menyantet suamiku. Biar suamiku mati dan
dia menikahi aku. Hal ini sudah terdeteksi oleh Bunda Cicih dan suamiku
langsung dirawat khusus. Setiap habis magrib, santet yang dikirim Ridwan
Mutolib berbentuk bola api, kami lihat menyasar genting rumah kami. Bola api
itu langsung bhancur begitu terkena genteng kami. Jika tidak dirawat oleh Bunda
Cicih, pastilah teluh santet itu makan korban. Suamiku akan meledak perutnya
dan mati. Untunglah kami dejkat dengan Bunda Cicih dan diberitahuakan rahasia
teluh itu. Ridwan dihukum dengan santet berbalik. Ridwan sakit perut karena
perutnya bengkak dan dirawat di rumah sakit. Karena sadar akan kekalahan dan
kesalahannya, maka Ridwan Mutolib datang kepada suamiku dan kepadaku meminta
maaf. Dia mengakui santet itu dan mengakui kesalahannya. Dia mohon maaf dan
minta ampun. Kataku, minta ampunlah kepada Allah Yang Maha Perkasa, bukan
kepada kami.
Sejak itu Ridwan Mutolib memohon ampun kepada Allah dan
rajin istigfar. Sejak itu penyakitnya
sembuh dan dia dekat bersahabat dengan
suamiku. Bahkan belakangan berbisnis dengan Mas Muhamad Ikhsan, bidang jasa
penilai dan konsultan bank. Usaha mereka lancara dan Mas Muhamad Ikhsan dan
Ridwan Mutolib jadi begitu dekat. Bukan hanaya bersahabat tapi juga seperti
bersaudara kandung. Alhamdulillah, Mas Muhamad Ikhsan tidak tahu kisah cintaku
berselingkuh dengan Ridwan dan semuanya tertutup dan ditutupi oleh Bunda Cicih.
Jika aib ini terbongkar, mugnkin aku akan dicerai oleh suamiku karena selingkuh
itu adalah dayus dan najis. Astagfirullahalazim. ****
(Kisah Bu Ikhsan kepada Tia Aweni D.Paramitha yang menulis cerita itu
untuk Portal-Mystery.Blogspot.Com-Red)
Komentar
Posting Komentar