SEBAIKNYA PILIH MENTERI TIDAK ASAL USIA MUDA DAN MILENIAL, SALAH SALAH AKAN MENYULITKAN KEPEMIMPINAN JOKOWI DI PERIODE KE DUA INI



JOKOWI DIMINTA TIDAK MEMILIH MENTERI ASAL MILENIAL
Jangan asal milenial diangkat jadi menteri. Jokowi akan alami kesulitan bila memilih pembantunya di kabinet dengan pertimbangan asal usia muda. Ini penting karena bukan coba coba dan mainan. Salah salah, akan menghancurkan Jokowi sendiri. Oposisi sudah pasang mata, telinga dan mulut untuk hajar Jokowi. Kebijakan keliru, habis sudah. Jokowi takkan bisa meninggalkan legacy yang baik di periode akhirnya sebagai presiden. Seharusnya Jokowi kembali jadi rakyat tahun 2024, tinggal legacy yang baik dan dikenang sebagai presiden yang mumpuni.
“Memangnya memimpin itu gampang? Sekedar duduk karena diangkat jadi menteri itu mudah, tapi memimpin departemen dan sukses itu, tidak mudah. Jokowi membutuhkan menteri bukan karena asal milenial, tapi seorang leader yang bisa berprestasi, konsekwen, konsisten dan berintegarsi serta loyal.
“Buurknya Jokowi itu suka sok sokan. Pembaruan, kreatif dan mau dianggap oke, berterobosan baik, padahal itu tidak sepenuhnya benar. Jangan dikira usia muda, milenial itu selalu kreatid, visioner dan kerja keras. Anak muda itu secara psikologis, belum matang betul. Masih banyak eforia, sombong sombongan, sok sokan dan suka tidak menjejak bumi. Perhatikan itu statemen Grace Natali yang anti perda Agama, padahal perda agama itu baik, tapi ditentang, akhirnya menimbulkan kontroversi. Mulut Grace itu kurang terukur, tidak dihitung melukai tokoh agama apa tidak. Apakah ini ciri milenial yang dibutuhkan?” ujar pengamat sosial politik Diano Nimkan. Pengamat yang juga praktisi supramistika.
          Berikut nama anak muda yang dihitung untuk jadi menteri kabinet Jokowo jilid dua. AHY komandan Kogasma Partai Demokrat (70,06), Ketum PSI Grace Natalie (68,62), wagub Jateng dari PPP, Taj Yasin Maimoen Zubair (68,5), ketum PKPI Diaz Hendopriyono (64,36), Prananda Paloh dari Nasdem (60,91), politikus Hanura Arwani Syaerozi (58,78), Hanafi Rais anak Amien Rais PAN(56,76), Rahayu Saraswati, ponakan Prabowo, anak Hasyim Djojohadikusumo (54,54) dan anak ketua Partai perindo Hary Tanoe, Angela Herliana (52,54).
          Kenapa nama-nama anak muda ini yang masuk? Ini bukan datang dari langit, tapi datang dari partai pengusung dan partai pendukung. Bahkan dua partai yang calon koalisi, walau masih dipertanyakan koalisinya, yaitu PAN dan Gerindra.
          Jokowi punya hak prerogative menentukan menteri. Tapi rakyat juga berhak tau siapa yang dipilih. Punya kualitas apa tidak. Punya kemampuan memimpin atau tidak. Rakyat pemilih Jokowi tidak mau melihat menteri gagap.
Maka itu disarankan pada Jokowi agar setiap menteri diuji dulu. Pengujinya orang kampus, pakar ilmu kepemimpinan, pakar psikologi, pakara disiplin ilmu ragam ilmu khusus. Mulai dari ilmu sosial, politik, budaya, agama, luar negeri, hal kriminal, militer dan jurnalistik senior. Uji dan test kepemimpinan itu terbuka di umum, disirakan langsung pelh televise agar semua bisa menilai, calon itu mampu, berintegritas, punya leadership atau tidak
“Jangan asala jadi menteri dan usia mua milenial. Semua harus diuji sebagaimana anggota DPR menguji pemimpin lembaga Negara, institusi Negara seperti MK, MA dan KPK dan MY!” kata Diano Nimkan.
Rakyat pemilih Jokowi ingin Jokowi sukses di period eke dua ini. Lalu orang yang dinilai jujur, cerdas dan baik ini meninggalkan legacy, kesan yang mumpuni bagi negeri ini di akhir jabatannya. ****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAJI BULGANON HASBULLAH AMIR ORANG KAYA RAYA YANG DERMAWAN..

Pengalaman Abang Bulganon Amir Mursyid Spriritual Tangguh Yang Dapat Bisikan Masuk Neraka

Dunia Supramistika Tia Aweni D.Paramitha