Jangan Anggap Enteng Tuntutan Referendum Papua Bisa Kasus Timor Timur Lepas Dari NKRI Terulang Lagi..
JANGAN ANGGAP ENTENG KASUS PAPUA
Masalah
tuntutan referendum Papua bukan soal sederhana. Ini serius dan pemerintah harus
mewaspadai. “Jangan ada referendum. Jika referendum dilakukan di Papua,
mayoritas menuntut lepas dari NKRI. Kasusnya akan sama dengan Timor Timur era
Habibie dan Timor Timur tamat. Lalu, jadilah Negara Timor Leste,” ujar Ustad
Muhamad Salim, 68 tahun, supramistika politik asal Temanggung yang mukim di
Banten.
Papua bagian NKRI dan NKRI memiliki
Papua dan Papua Barat. Berbeda dengan Timor Timur jaman Soeharto, karena
integrasi, masuk NKRI dan menjadi bagian provinsi bungdu NKRI kala itu.
Ada kekuatan kapital diu balik
tuntutan referendum Papua. Kekuatan luar Indonesia yang bekerjasama dengan
tokoh internal Papua dan pemerintah kecolongan. “Intelejen kita tau itu dan
jangan sampai terlambat mengambil tindakan strategis, hingga takkan terjadi
referendum Papua Merdeka,” ujar Ustad.
Jokowi total membangun Indonesia
Timur. Utamanya Papua dan Papua Barat. Infrastruktur jalan dibuka, dibangun dan
tol pun dibuat. Sarana prasarana diadakan. Jangan sampai banyak daerah
terisolir di Pulau Besar dan panjang Papua ini. “Tapi kekuatan provokasi juag
kuat dan pemerintah bukan hanya bijak, tapi dituntut tegas dalam hal ini. Kasus
Surabaya hanya pemantik. Hal yang selama ini dicari agar alasan untuk
referendum dan lepas dari NKRI itu berjalan mulus. Saya hanya minta supaya
waspada dan melakukan taktik, suiasat dan strategi jitu oleh Negara untuk
mencegah referendum Papua,” sorong Ustad Salim, serius.****
Tia Aweni D.Paramitha
Komentar
Posting Komentar