Lodaya Jawa Memberikan Tanda Supramistika Sehari Sebelum Gempa Banten Jumat Wage 2 Agustus 2019


          LODAYA JAWA BERI PERTANDA SUPRAMISTIK SEHARI SEBELUM GEMPA JUMAT 2 AGUSTUS 2019 BERKEKUATAN 7.4 SKALA RICHTER
Pada tanggal 13 Mei 1941 warga Malimping, Lebak, Banten, menangkap Lodaya Jawa.
 Lodaya Jawa itu maksudnya macan sumatera, atau harimau belang. Belakangan Lodaya Jawa muncul ditemukan petani. Arkian, ternyata setiap macan itu muncul, bertanda aka nada musibah besar. Saat tsunami Banten Barat, Lodaya Jawa itu maujud dan berubah menjadi Nenek Blorong. Memberi tahu aka nada bencana alam. Dan Gunung Api dasar laut anak Krakatu meledak dan membuat tsunami dan menelan ratusan nyawa di Banten Barat.
Dalam gambar tua ini, para petani wilayah Banten Selatan ini menangkap macan sumatera dengan menombak, setelah dipancing dengan makanan bangkai kambing. Peristiwa itu diabadikan oleh pers Belanda, Willem Van Groningen, forografer yang turun ke daerah Lebak untuk meliput rumah dinas pejabat Belanda Asisten Residen Douwes Dekker. Kini foto klasik ini tersimpan di museum Den Haag University di Nederland.
Dengan adanya harimau sumatera di Banten, maka teori bahwa Pulau Sumatera dan Jawa itu bersambungan darat, masuk akal. Jauh sebelum gunung Krakatau meletus tanggal 26 dan 27 Agustus 1883. Kenapa gajah Sumatera tidak masuk Jawa? Gajah sulit naik ketinggian, badannya berat. Sementara harimau, ahli melompat. Dengan mudah menyeberangi gunung dari Sumatera ke Jawa. Dari Lampung Selatan ke Ujung Barat Jawa, Banten.
Penulis yakin bahwa dulu kala antar pulau Sumatera dan Pulau Jawa itu satu. Lalu setelah gunung berapi meletus dan aberasi, terjadilah laut dengan nama Selat Sunda.
Bulan lalu seorang petani bernama Encek Suminta, 56 tahun, menemukan harimau sumatera di dekat Ujung Kulon, wilayah hutan konservasi Departemen Kehutanan. Harimau belang itu dilihat sangat besar dan panjang. Karena takut dimakan, Encep menyelamatkan diri naik pohon randu.
Polisi kehutanan pun membawa senjata laras panjang memburu harimau. Bukan untuk dibunuh, tapi dibius. Lalu harimau itu dimasukkan ke kerangkeng untuk diselamatkan dan dilepas di Ujung Kulon lagi. Tapi belum sempat terbius, macan itu menunjukkan sifat kemisteriusannya. Maka hingga hari ini jadi mystery panjang. Yang disebut warga sebagai Harimau Jejadian, Nenek Blorong yang keluar untuk memberikan tanda aka ada gempa besar di Banten.
Namun apa yang terjadi? Harimau yang disebut warga Lodaya Jawa itu, merubah dirinya menjadi manusia. Jadi nenek nenek tua umur seratusan tahun. Bertubuh bongkok dan  dan keriput. Macan Lodaya Jawa itu ternyata bukan harimau sungguhan, tetapi harimau jejadian yang rajin memberi tanda ginaib bahwa akan ada bencana alam hebat.


Kemarin, hari Jumat Wage, 2 Agustus 2019, Macan Lodaya Jawa besar itu muncul lagi. Kali ini petani perempuan bernama Saskiah asal Desa Seketi, Pandeglang, Banten. Saskiah yang meladang jagung di perbatasan wilayah konservasi Departemen Kehutanan, melihat Lodaya Jawa melintas. Petani umur 64 tahun ini diam saja sambil baca-baca. Setelah mau masuk belukar lebat, haramau itu merubah dirinya jadi nenek-nenek tua. Saskiah tau bahwa dialah Nenek Blorong yang memberi kabar musibah. “Gempa besar berkekuatan 7.4 skala richter semalam sudah diberi tahu oleh Nenek Blorong atau Lodaya Jawa,” ujar Kiyai Haji Mumang Rahmadi, 73 tahun, ulama Seketi, Pandeglang,  menelpon Mystery.
Sebelum gempa dan sesudah gempa semalam, pukul 19.14 WIB, masyarakat sudah bersiap. Begitu gempa terjadi langsung keluar rumah menjauhkan diri dari kemungkina bangunan roboh. Untuk itu, Alhamdulillah, kata Kiyai Haji Mumang, semua warga selamat. Jangankan nyawa, luka parah pun Alhamdulillah tidak ada. “Kami sudah mengantisipasi gempa atau tsunami dari sinyal goib dari Lodaya Jawa,” tutur Kiyai.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAJI BULGANON HASBULLAH AMIR ORANG KAYA RAYA YANG DERMAWAN..

Pengalaman Abang Bulganon Amir Mursyid Spriritual Tangguh Yang Dapat Bisikan Masuk Neraka

Dunia Supramistika Tia Aweni D.Paramitha