SBY MAKIN SEMAKIN DIUJI ALLAH AZZA WAJALLA: SETELAH ISTRI WAFAT KINI IBU KANDUNGNYA MENYUSUL
SBY HARUS LEPASKAN PARTAI PADA
POTENSI LAIN DI LUAR ANAK KANDUNG
Bila sudah
jadi mantan gubernur, post power syndrome pasti ada. Begitu juga dengan mantan
menteri, mantan bupati atau mantan presiden sekalipun.
Pokoknya
orang orang yang sangat dihormati dulunya, lalu diabaikan orang, pastilah
muncul post power syndrome. Syndrome pernah berkuasa dengan kekuasaannya.
“Omong kosong
jika tidak ada perasaan itu. Dia menipu dirinya sendiri jika tidak muncul suatu
waktu perasaan syndrome itu. Jangan membohongi diri sendiri,” kata Ustad
Muhamad Salim. 68, praktisi supramistika politik, asal Temanggung yang mukim di
Banten.
Satu-satunya
cara agar tidak menderita syndrome kompleks, lari ke dunia kerohanian. Tauhid
kepada Allah Azza Wajalla dan berserah diri mendalam kepada-Nya. Ingat bahwa
yang besar, yang berkuasa tanpa henti, yang agung dan yang maha mulia, hanyalah
Allah Azza Wajalla. Manusia itu fakir, lemah, karena bisa sakit, bisa mati dan
mayatnya jadi bangkai busuk yang dikerubuti cacing,” kata Ustad Salim.
Kali ini Ustad Muhamad Salim menyoroti
Jenderal (pur) Susilo Bambang Yudhoyono. Jangan sebut SBY mantan presiden,
sebutlah dia presiden RI ke enam. Nah, apapun namanya, ini hanya bahasa basa
basi politik. Tetap aja bekas, mantan, restan, eks dan presiden masa lalu.
Jokowi pun, kelak, tahun 2025 akan jadi presiden masa lalu. Eks, bekas dan
mantan presiden. Walau, orang orang berbasa basi menyebutnya presiden Republik
Indoensia ke-enam. Okelah, taka pa apa, bagus bagus saja bahasa itu. Namun
kenyataannya, SBY bukan siapa siapa dan bukan apa apa lagi. Dia hanya ketua
umum Partai Demokrat yang merosot, turun jumlah suara pemilih di pemilu 2019.
Bahkan SBY sempat merasa sangat kecewa oleh Prabowo saat anaknya AHY tak jadi
dipinang sebagai cawapres. Arkian, diganti dengan Sandiaga Uno dan juga kalah.
Ibarat jatuh
tertimpa tangga, demikian SBY. Bahkan, ketimbang jabatan tertinggi Negara, yang
paling berat bagi SBY ditinggal wafat oleh Bu Ani, istri tercinta. Ani adalah
tongkat, mata, kuping dan hati cadangan SBY. Kini, sepeninggal Bu Ani, SBY
sangat terpukul. Tangisnya bukan tangis ece ece, tapi tangis sungguhan karena sangat menyedihkan.
Tidak lama
sedtelah istri wafat, SBY juga ditinggal ibu terkasih kemarin. Bu Habibah,
wafat di Cibubur dan dikebumikan hari ini, Sabtu 31 Agustus 2019. Orang orang
tercinta SBY lebih dulu meninggalkan SBY yang gagah, tampan dan penuh charisma.
SBY terpuruk? “Tidak, SBY orang bertuhan. Dia punya Allah dan Allah sayang
padanya, dengan ujian ujian berat dalam kehidupannya. Tapi, SBY harus mawas
diri, jangan membangun dinasti dengan majukan AHY berlebihan karena AHY belum
siap mental dan belum siapa semuanya untuk menjadi petinggi negeri. AHY testing
dulu jadi menterinya Jokowi. Latihan memimpin departemen, memimpin banyak orang
dan latihan jadi negarawan yang baik dan benar,” ujar Ustad Salim,
Apa yang
akan terjadi dan sebaiknya dilakukan
SBY? Untuk kebesaran dirinya, SBY cari figure ketua umum partianya bukan dari
anak sendiri, tapi anak didik politik. Banyak potensi di Partai Demokrat, tapi
tak pernah dilirik oleh SBY. Banyak yang berbakjat jadi negarawan dan punya
kapsitas, tapi selama ini diabaikan SBY.
“Temuka
potensi pemimpin di partai dan naikkan ke permukaan. Lalu SBY duduk manis
sebagai ketua Dewan Pembina atau Mejelis Suro. Biarkan potensi baru yang
memimpin partai Demokrat menuju kontestasi 2014,” saran Ustad Salim.
“Bukan mendahului
takdir Allah yang Maha Benar, sebagai dukun, duduk yang tekun berzikir kepada
Allah Azza Wajalla, saya dapat wisik, Partai Demokrat akan semakin terpuruk.
Bila SBY angkat nama di luar keluarga, namun yang berpotensi besar, Partai
Demokrat akan menjadi besar lagi. Bahkan akan jadi pemenang pemilu 2024,”
tambah Ustad Salim.
Siapa nama
nama potensi partai Demokrat yang bagus untuk memimpin, Salim sudagh tau tiga
nama. Namun dia ogah menyebutkan identitasnya. “SBY lebih tau dan rakyat juga
tahu tiga nama negarawan kader partai lambing bintang mercy ini yang pantas
memimpin,” ujar Ustad Salim.****
Tia Aweni D.Paramitha
Komentar
Posting Komentar