Lepaskan Kemiskinan, Keluar Dari Penderitaan Hidu..
Pesugihan
Fojeng Koneng
Karena
hidup serba kekurangan, maka aku terpaksa melakukan pesugihan Fojeng Koneng.
Pesugihan kaya raya. Dari buka warung, laku keras dan bercabang-cabang, lalu
sugih agung. Harta benda menggunung. Dari miskin sengsara jadi bahagia karena
harta berlimpah ruah.
Seorang dukun di Banten bernama Mbah Musal, 67
tahun, yang pakar membimbing ritual kaya
mendadak, maka aku datangi.
Dia menunjukkan Laut Bayah, Banten Selatan,
sebuah goa karang, di tepi Samudera Hindia, untuk aku datangi. Mbah Musal tidak
menuntun aku ke sana. Mbah hanya
memberikan kunci utama, tempat dan lokasi pesugihan inti itu. Lain dari itu, Mbah Musal membekaliku
mantra-mantra untuk bertemu Jin Marina Koneng, jin laut yang cantik jelita
pemberi kekayaan pada pelaku tapa.
“Carilah di Laut Bayah, di sana ada
sebuah karang besar dan di dalamnya ada goa bawah laut. Kamu harus pandai
menyelam dengan alat selam, Scuba Diving, dibutuhkan waktu lima jam di dasar laut, sampai Jin
Marina Koneng datang dan mintalah kepada dia apa yang kamu akan minta,” desis
Mbah Musal, kepadaku, di rumahnya yang sederhana di Kota Tangerang, Banten.
Aku tersentak kaget. Juga sekaligus
bingung. Aku memang pandai berenang dan jago menyelam, tapi dengan cara tradisional.
Soalnya aku besar di Sungai Musi, Palembang, biasa menyelem sejak kecil, juga
berenang dari tujuh ulu laut ke Tangga Buntung seberang ulu dan ilir. Berenang
bolak balik sepanjang empat mil. Tapi, menggunakan Scuba Diving, alat menyelam
sebagaimana yang digunakan penyelam profesional, aku tidak bisa.
“Bagaimana kalau saya menyelam biasa
Mbah Musal, tidak menggunakan alat menyelam seperti penyelam profesional itu?”
tanyaku.
“Kamu bisa menyelam selama lima
jam tanpa ambil nafas di dasar laut, di Goa Karang Bayah itu? Kamu tidak akan
bisa melakukannya. Kamu butuh oksigen, gas untuk bernafas lama di dalam air
laut. Maka itu, kamu butuh karet kaki kodok dan oksigen, juga baju tahan air,
tidak berat dan kamu bisa bertahan lama di dasar laut,” jawab Mbah Musal,
serius.
Karena butuh waktu lama menyelam,
mau tidak mau saya harus menggunakan tabung oksigen dan kaki kodok. Aku segera
ke Scuba Diving dan menyewa alat itu. Berikut cara menggunakannya dan tata cara
pemakaian alat yang sangat asing bagiku itu.
Aku segera ke Jakarta Timur,
tempat di mana alat itu diperjualbelikan dan disewa. Untuk mengirit biaya, aku
meyewa saja alat itu, bukan beli. Menyewa untuk lima hari ke depan. Maksudnya,
jika sehari atau dua hari belum berhasil bertemu dengan Jin Marina Koneng, aku akan
menyelam selama lima hari. Istirahat naik ke darat, lalu kemudian turun lagi ke laut. Akan kusiapkan waktu
selama lima hari. Sesuai dengan masa sewa alat menyelam tersebut.
Malam hari, Jumat Kliwon Januari
2013, pukul 03.45 aku berangkat ke Bayah
dari Jakarta Barat, rumahku. Aku membawa motor Kawasaki Binter Mercy tahun 1990
milikku, meluncur dengan kecepatan
tinggi, 80 kilometer per-jam ke selatan. Sesampainya di Laut Bayah, jam
tanganku menunjukkan angka 07.30 pagi. Motor aku parker di bawah pohon angsana
di tepi laut, di balik rerimbunan pohon ilalang landak, dengan kunci dan rantai
gembok di dua bannya. Pikirku, maling tak akan bisa membawa motorku karena
tergembok.
Aku meninggalkan motor membawa
tas besar bverisi makanan dan alat-alat menyelam. Juga tabung oksigen dua unit,
yang kubutuhkan untuk menyelam selama lima jam hingga bertemu Jin Marina Koneng
yang cantik.
Air laut di Pantai Bayah sedang
pasang. Ketinggian ombak cukup mengerikan, tiga meter dengan kecepatan 30
kilometer per-jam menghantam karang hitam di Pantai Bayah Elok. Sebuah pantai
yang cantik namun tidak pernah dijadikan lokasi wisata karena ombak besar yang
sangat berbahaya bagi awam. Hanya belayan dan penyelam tangguh yang berani
masuk pantai Bayah Elok ini, dan melakukan penyelaman dan berenang mencari
ikan.
Di dalam air Samudera Hindia aku
menemukan manusia ikan. Dia memberikan azimat pesugihan Fojeng Koneng dan perintahnya
membuka rumah makan. Lalu benar, rumah makan laku keras, banyak pelanggan dan
buka cabang di mana mana. Alhamdulillah semuanya sukses, meledak dan aku kaya
raya. ****
Yudhistira
Manaf
Komentar
Posting Komentar