SEBAGAIMANA MUDAHNYA KITA MENDAPATKAN DOSA.....
DAPAT
PAHALA ITU MUDAH
“Pada
jaman sekarang untuk memperoleh pahala tidak selalu ada di dalam masjid, begitu
pula untuk memperoleh dosa tidak harus di tempat-tempat maksiat,” begitu bunyi
post Ustad Khodirin dari Kunciran, Kota Tangerang, Banten.
Pahala
dapat kita peroleh dengan menulis atau menyebarluaskan tulisan atau berita yang
baik dan benar melalui media sosial. Kita akan mendapat pahala sebanyak yang
kita tulis atau kita sebarkan, apalagi kalau tulisan itu di sebarkan dan
diamalkan oleh orang lain, dalam sebuah hadits disebutkan :
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلٰى ضَلَالَةٍ كَانَ
عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ
آثَامِهِمْ شَيْئًا
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda: Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (H. R. Muslim no. 6980)
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda: Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (H. R. Muslim no. 6980)
Dan
sebaliknya, kalau yang kita tulis atau yang kita sebarkan berita jelek
(provokatif, tendensius, menghujat, menjelek-jelekkan orang lain) dan juga
berita tidak benar (fitnah, bohong), maka kita akan memperoleh dosa sebanyak
orang yang menyebarkan atau yang mengikutinya
Dengan
tehnologi yang begitu canggih pada era digital ini, kita sangat mudah dapat
berita yang dapat kita sebarluaskan, padahal kita tidak sadar bahwa berita yang
kita sebarkan itu menjadi pergunjingan karena kita tidak tahu masalah yang
sebenarnya. Hal ini telah di disinyalir dalam Al-Qur'an :
وَلَوْلاَ
فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ
فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيْهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ. إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ
وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ
هَيِّناً وَهُوَ عِندَ اللهِ عَظِيمٌ. وَلَوْلاَ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا
يَكُونُ لَنَا أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَذَا سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ
Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar. (Q.S. 24 An Nuur 14-16)
Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar. (Q.S. 24 An Nuur 14-16)
Kalau
kita tidak mampu menulis menyebarkan berita-berita yang baik maka lebih baik
kita diam, disamping menjadikan selamat kita, juga dapat menutupi aib-aib orang
lain
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya. (H. R. Bukhori no. 6019 dan Muslim no. 182 )
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya. (H. R. Bukhori no. 6019 dan Muslim no. 182 )
أَبِي
هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَسْتُرُ
عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari
Abu Hurairah dari Nabi saw beliau bersabda: Tidaklah seseorang menutupi aib
orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.
( H. R. Muslim no. 6760)
POSTING
BY USTAD KHODIRIN VAN GEMPOL…
Komentar
Posting Komentar