Hati Hati Masuk ke Rumah Kosong Yang Sudah Lama Ditinggal Penghuni. Sebab Yang Menggantikan Adalah Hantu Hantu dari Bangsa Jin Yang Jahil...
Hantu Rumah Kosong
Lewat rumah kosong yang sudah 23
tahun ditinggal pemiliknya ke Rusia, Eropa Timur, bikin merinding. Dari kaca jendela terlihat sosok
kepala manusia yang mengintip ke luar halaman. Hilang dan beberapa saat muncul
lagi. Duh Gusti!
\Nampaknya seorang wanita tua
yang berkulit keriput dan berambut putih terurai. Jantungku berdetak kencang
dan nyaliku kecut seketika. “Siapa itu?” batinku. Peristiwa itu terjadi pada
Malam Selasa Pon, 6 Oktober 2015.
Tengah Malam, pukul 23.45 WIB, Ustad Muhamad
Salim datang setelah kutelpon ke rumahnya. Dia memang tidak pernah tidur malam,
wiridan, zikir dan solat tahajut hingga subuh.
Setelah aku ceritakan apa yang aku lihat, ustad lulusan pesantren Kiyai
Mangle, Magelang, Jawa Tangah ini, langsung meminta tikar, rokok kretek minak
jinggo lama dan kopi pahit setengah gelas. Kopi manis juga setengah gelas.
Karena adanya kopi saset yang sudah ada gula di dalamnya, maka terpaksa aku
keluar dengan sepeda onthel ke supermarket 24 jam Alfa Midi, satu kilometer dari
rumah, untuk mendapatkan kopi hitam tanpa gula.
Maka dibelilah kopi kapal api
bungkusan dan dibuatkan setengah gelas kopi pahit panas dan setengah gelas kopi
manis. Berikut rokok Minak Jinggo kuning, rokok kretek lama yang belakangan
diketahui mengandung kemenyan. Rokok yang paling mumpuni memanggil bangsa jin.
Selain rokok kretek gudang gamar merah.
Pukul 01.00 dinihari, Ustad Muhamad
Salim duduk bersilah membaca mantra-mantra linuwih pemanggil jin. Aku duduk diam di sebelahnya, sembari
berzikir subhanallah, Alhamdulillah, lailahaillalah, Allahu Akbar.
Dengan melipat tangan di depan
dadanya, Ustad Muhamad Salim berkomat
kamit. Terdengar ada bacaan berbahasa Arab dari kitab kuning para santri yang
biasa dilakukannya memanggil jin saat mondok di pesantren Kiyai Mangle. Ada
pula bahasa Jawa yang “ngoko” yang aku dapat mengerti artinya, yaitu memanggil
gaib yang menampakkan diri dari jendela rumah kosong yang kulihat itu, agar
makhluk itu, jika bangsa jin, keluar dan menunjukkan identitas dirinya sebenarnya.
Brugg, tiba-tiba bunyi kaki berlari.
Dari rumah tua, sosok manusia berlari,
melintasi kami yang sedang duduk sila di depan rumah setengah rongsok
itu. Jantungku bergetar dan bulu kuduk spontan berdiri. “Takut?” tanya Ustad
Muhamad Salim kepadaku. Aku hanya mengangguk perlahan kepadanya, pertnada iya,
takut.
Ya, manusiawilah jika aku takut. Jika tidak
takut, tidak manusiawi lagi, jinni al jinni namanya. Aku sudah jadi makhluk gaib yang diciptakan
Allah Azza Wajalla yang tak kasat mata itu. Aku manusia biasa yang terdiri dari
tulang, daging, otak, jaringan darah dan hati. Maka itu, wajarlah bila nyaliku
terdepresi. Takut!
Aku mundur beberapa langkah. Mungkin
sosok itu akan berbahaya dan mengancam nyawaku. Dalam hitungan detik, beberapa
saat kemudian sosok itu menghilang. Pikirku, dia pasti masih di sekitar kami,
bersembunyi agar jauh dari pandangan Ustad Muhamad Salim.
Rasa pesanaran ingin mengetahui
siapa sosok misterius itu, adalah pendorong utama aku bertahan. Namun, rasa takut dan perasaan cemas bergelayut di
hatiku. Walau, Ustad Muhamad Salim memberi kode dengan tangannya, agar aku
duduk tenang dan tidak perlu takut.
Pilihan malam itu hanya dua, diam
bertahan bersama Ustad Muhamad Salim,di depan rumah itu sambil menanti apakah
dia akan datang melintas lagi atau aku pergi menghambur jauh meninggalkan
lokasi rumah ritual Ustad Muhamad Salim yang menyeramkan.
Keputusanku ambil langkah ke dua.
Aku mendekat ke Ustad Muhamad Salim. Lebih dekat dan pada posisi yang aman.
Ustad Muhamad Salim adalah seorang ahli
pembuat gigi palsu yang beristri 17 jin. Dia penakluk babi ngepet, tuyul dan
genderuwo yang diislamkan. Makhluk gaib itu dia ajak mengucap dua kalimah
syahadat dan menjadi muslim.
Bakat keparanormalan
dikembangkannya ketika keluar pesantren dia bertapa nyepi di Gunung Sumbing,
Magelang selama 40 hari empat pulu malam. Puasa tapa itu dilakukannya dengan
ikhlas, demi ilmu kanuragan yang sakti mandraguna. Di atas gunung, hari ke 40,
Muhamad Salim jumpa kakek moyangnya, seorang dukun besar, yang punya kemampuan
lebih. Kakeknya menurunkan ilmu supramistik kepadanya. Beberapa item sekaligus.
Meramal jitu, mengobati semua penyakit berat dan ringan, menahan santet dan
menyantet, wakau hal terakhir itu jarang dilakukannya. Bahkan belakangan dia
menolak menyantet Joko Widodo walau Rp 500 juta sudah di depan mata. “Saya
tidak butuh uang banyak, saya mau uang seadanya asalkan mendapatkan ridha
Allah,” katanya.
Singkat cerita, pukul 03.45
makhluk gaib dari rumah kosong dekat rumah, di kompleks Pinang Indah Permai,
Sudimara Pinang, kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten itu, muncul lagi. Sosoknya menegerikan dengan
muka rombeng, daging terkoyak dan mata satu. rambutnya putih panjang dengan
gigi taring dua batang di kiri kanan gusinya. Mulutnya membuka dan lidahnya
keluar bercabang dua. “Kamu siapa dan dari mana?” tanya Muhamad Salim, dengan
bahasa Jawa ngoko, bahasa pasaran, tidak memilih kromo hinggil.
Makhluk itu menunduk dan diam
menghormati Ustad Muhamad salim. Paranormal yang menguasi kitab kuning ini,
langsung menanyai banyak hal kepada jin berbentuk nenek tua yang bermuka buruk
itu.
Si Nenek ternyata bangsa jin dari
Banten Selatan. Jin yang sudah bertapa selama 800 tahun di Samudera Hindia. Dia
datang ke kompleks Pinang Indah, masuk ke rumah kosong yang ditinggal ke Rusia
itu, karena mencari cucunya. Si Cucu adalah jin wanita cantik bernama Dewi
Safitri Kartikasari. Dewi pamit kepada neneknya di Samudera Hindia untuk
bertapa ke Gunung Salak, Bogor, namun nyasar ke Pasar Bengkok, Kota Tangerang
dan bertemu Ustad Muhamad Salim dan dinikahi.
Arkian, ternyata satu dari 17 jin
wanita istri Ustad Muhamad salim, adalah cucu dari nenek-nenek yang bernama
Mayangsari Kusumadewi, jin tua umur 990 tahun penghuni Pulau Dili di tengah
Samudera Hindia, Banten Selatan.
Nenek Mayangsari Kusumadewi
menyatakan diri masuk islam, setelah dimbing membaca dua kalimah syahadat oleh
ustad Muhamad Salim. Kini, nenek Mayangsari Kusumadewi ditempatkan dalam sebuah
patung eksentrik di dekat rumah kosong di Pinang Indah Permai. Setiap hari
diajak wiridan dan berzikir kepada Allah Azza Wajalla oleh Ustad Muhamad Salim.
Bahkan, kemarin, habis sholat
Jumat, 20 November pukul 13.30 WIB, Ustad Muhamad Salim memindahkan nenek
Mayangsari ke istana buatan. Istana Pangeran Tirta, pada sebuah rumah berseni
moderen Post Surialisme abad 17. Nenek Mayangsari menghuni di situ dan ibadah
kepada Allah sebagai muslimah sejati. Muhamad Salim berpesan agar dia jangan
menampakkan diri yang akan membuat orang takut. Dia ditempatkan di dalam patung
agar tenang, damai dan sejahtera di situ, hingga waktu yang ditentukan oleh
Muhamad Salim.
Jika sudah menjadi muslimah
secara total, Muhamad Salim akan mengembalikan Nenek Mayangsari Kusumadewi ke
laut selatan. Dia akan dibawa ke Pulau Dili di tengah Samudera Hindia, kembali
ke habitanya dan mengajak jin-jin selatan menjadi muslim.
Kini Mayangsari Kusumadewi tenang
di dalam patung, walau sesekali patung itu bergoyang-goyang karena Nenek
Mayangsari Kusumadewi sedang berzikir. Hala itu akan terjadi di tengah malam puluk
24.00 saat keadaan sepi, tidak ada manusia yang lalu lalang di dekat patung
itu.****
(Kisah
ini dialami oleh Ny. Suparno yang ditulis Yana Yuliani Malimping untuk
portal-mystery.blogspot.com)
Komentar
Posting Komentar