Pendiri Bangsa Indonesia Ini Meminta Aku Turut Membangun Negara dan Pulang ke Tanah Air...
PESAN GAIB
BUNG KARNO
Kegagalan kamu sebagai istri, tidak menjadi
otomatis sebagai kegagalan kamu selaku seorang
manusia. Kegagalan kamu sebagai seorang ibu, tidak pula otomatis dikatakan
sebagai kegagalan kamu selaku seorang
wanita. Kiyai ku bukan hanya memberi nasehat dan saran kepadaku, tapi aku tahu
bahwa dia sedang meyakinkan aku, bahwa hidup itu harus berjuang dan
diperuangkan.
“Kamu
harus bisa tegak berdiri, bahkan berlari dan jangan sekali kali menjadi lemah. Carilah pekerjaan yang layak, yang kau
sukai dan pantas untukmu. Pastikanlah hatimu, dengan mengikhlaskan dua anakmu untuk sementara diasuh oleh mantan
suamimu. Relakanlah mereka. Dan,
yakinlah, bahwa suamimu tidak akan menterlantarkan anak-anakmu, karena mereka
adalah anaknya juga. Bagaimanapun juga,
Ika dan Nita, dua anakmu, adalah juga anak kandung Arbain, mantan suamimu.
Suatu waktu, anakmu akan mencari ibunya, mencarimu dan mencium mu karena engkau
adalah ibu yang melahirkan mereka, ” kata Kiyai Marjan Muhamad, 67 tahun, guru
spiritualku di Kota Tangerang, Banten, ketika aku memutuskan akan menjadi
tenaga kerja wanita, TKW, ke Hongkong, 13 Januari 2012 lalu.
Pergilah,
bekerjalah dengan baik di negeri orang. Kumpulkan uang dan kirimkan uang itu
buat orangtua dan anak-anakmu. Ingat, jangan lupa sembahyang, berzikir setiap
kali engkau ingat dan bernafas. Bacalah doa-doa yang saya berikan kepadamu. Doa
wali-wali dan Kanjeng Nabi Sulaiman, untuk kesuksesan hidupmu, untuk
keselamatan dan kebahagiaan hidupmu. Ingat, jangan mencoba-coba berzinah,
berbuat amoral dan asusila. Jagalah marwah mu sebagai manusia, jagalah fitrah
mu sebagai wanita muslimah. Bila kau ingin menikah di sana, menikahlah sesama
muslim, jangan menikah dengan pria beragama lain karena hukumnya haram. Karena
pernikahan antar agama, tidak sah dan sama dengan berzinah. Menikahlah dengan
pria yang seiman, karena pernikahan seimanlah yang direstui Allah. Sebab
dilakukan dengan ijab kobul dengan mngucapkan bismillah. Dengan nama Allah.
Dengan
modal uang menjual semua emas yang ada padaku, aku menjadi Tenaga Kerja
Indonesia, TKI Mandiri ke Hongkong. Teman baikku di konsulat jenderal Hongkong,
membantu aku mencarikan aku pekerjaan di Kowloon. Dan aku bekerja sebagai koki
masakan Indonesia di restoran cepat saji Javaness Couliners Youmatei, sebutlah begitu, di Kowloon,
Hongkong.
Keahlianku
memasak seluru masakan Indonesia, membuat aku mudah mendapatkan pekerjaan di
negeri orang. Sebelum menikah dengan Arbain, aku menjadi redaktur masakan nusantara
di majalah kuliner Selera Bunda, Jakarta, dan terakhir menjadi pemimpin redaksi
di situ.
Karena
Arbain mencukupi kebutuhan hidupku dan dia anak orang kaya raya, maka aku
dimintanya berhenti bekerja. Karena setia dan patuh kepada suami, maka aku berhenti
kerja lalu menuruti semua keinginannya.
Resepsi
pernikahanku dengan Arbain sangat mewah. Kami membuat pesta di gedung Manggala Wana Bhakti, Jakarta Selatan dengan pesta prominant nite. Pestaku dihadiri lima
menteri kabinet SBY dan sepuluh gubernur di sepuluh provinsi di negeri ini.
Maklumlah, suamiku, Arbain seorang tokoh politik kondang. Dia anggota DPR Pusat
Senayan dan punya usaha perkebunan besar di Indonesia. Juga seorang pengusaha
rental alat-alat berat sukses di 27 provinsi dan 33 provinsi yang ada di
Indonesia.
Masa
awal pernikahanku berlangsung dengan mulus dan bahagia. Tiga tahun usia
pernikahan, aku mendapat dua putri dari pernikahan itu. Yaitu dua gadis kecil
cantik Ika dan Nita.
Usia
perkawina ke empat, Arbain diam-diam terlibat affair asmara dengan
sekretarisnya, Joanna. Joanna aku ajhak ngomong dan tidak mengaku ada hubungan
khusus dengan suamiku. Dia bersumpah palsu kepadaku, yang seakan-akan dia
benar-benar tidak pacaran dengan suamiku. Namun, jantungku nyaris putus ketika
aku menemukan foto cabul di handphone suamiku. Joanna dalam keadaan telanjang
bulat tanpa sehelai benangpun. Pada file video di handphone yang sama, aku
lebih terkejut lagi. Bahkan membuat aku nyaris mati berdiri. Di sana aku
melihat video porno antara Arbain dan Joanna sedang melakukan hubungan intim.
Duh Gusti.
Jantungku
berdebar hebat dan hatiku membara terbakar bara api. Joanna aku maki-maki dan
dia ketakutan. Aku mengancam akan melaporkan video itu dan dia menangis keras.
Joanna sangat takut jika video itu aku laporkan polisi dan menyebar ke
mana-mana. Kasus penyanyi beken yang melakukan hubungan intim di video yang
menyebar, ada sanksi hukum dan mereka berdua, Arbain dan Joanna akan
terpenjara.
Arbain
mengamuk berat. Dia marah mengapa aku membuka handphone dan menonton video serta
foto foto porno mereka. Di luar dugaanku, tangan besar Arbain menempeleng wajahku
dan aku tak sadarkan diri. Namun setelah sadar, aku menatap tajam wajah Arbain
dan aku menuntut cerai.
Sejak
itu rumah tanggaku menjadi neraka. Ika dan Nita aku peluk dan aku menangis
bersama kedua anakku. Dalam batinku aku mengatakan, bahwa, untuk sementara, aku
harus pisah dengan anakku dan aku akan pergi jauh. “Mama mencintai kalian
berdua dan Mama akan selalu bersama kalian. Untuk sementara, Mama emninggalakn
kalian dan suatu waktu, kita akan berkumpul kembali,” batinku.
Video
porno dan foto-foto sudah aku copy dan tersimpan di flash disk ku. Namun aku
tidak sejahat yang diduga, karena aku tidak mau membongkar aib ini karena
membongkar aib orang adalah dosa besar. Lain dari itu, kupertimbangan Arbain,
bagaimanapun dia ayah dua anak tercintaku. Anakku akan ikut menanggung malu
dari aib ini bila video itu menyebar seperti video musikus dan bintang film
yang menyebar di dunia maya itu. “Tidak, aku tidak akab membongkar kasus ini
dan aku akan menyimpannya secara ketat dan dalam dalam di kedalaman hatiku.
Biarlah video itu menjadi kenangan buruk dalam kehidupan dan suatu saat, akan
aku musnahkan total agar mantan suamiku selamat dari aib kehebohan besar.
Arbain
bersedia bercerai denganku dan aku menggugat di peradilan agama. Pengadilan
agama menyidangkan kami tiga kali dan divonis cerai. Video dan foto tak
kuungkap sama sekali di peradilan dan alasan ku menggugat cerai karena berselingkuhan,
ada orang ke tiga dan hakim memahami alasan ini. Untuk itu, hakim langsung
memutuskan perceraian tanpa ada mediasi sama sekali. Kami diputuskan dengan
vonis talak satu. Dan untuk hak asuh dan perwalian anak, jatuh kepadaku. Namun,
untuk sementara, aku menitipkan dua anakku kepada suamiku dan hakim setuju.
Habis
masa iddah, 4 bulan setelah cerai, aku mendatangi kiyaiku, KH Marjan Muhamad
dan kiyai mendukung aku untuk pergi. Merantau ke seberang untuk merajut hidupku
yang belakangan terpuruk. Orangtuaku, ayah dan ibu merestui kepergian ini dan
mereka meminta aku untuk berhati-hati di negeri orang.
Pada
hari Jumat Legi, 13 Januari 2012 pukul 23.00 aku terbang ke Hongkong dari
bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang menuju bandara Kaitak dengan pesawat
Cathay Pacific Jumbo Jet nomor penerbangan 234. Sesampainya di bandara Kaitak,
pagi dinihari, teman baikku ketika SMA VI Bulungan, Jakarta Selatan, telah
menjemput aku di teras bandara. Dengan mobil mewahnya lambhorgini warna kuning.
Mobil harga 4 milyar rupiah yang didapatkannya karena menang hadiah menyanyi di
Taipei, Taiwan, tiga tahun lalu. Maryati sangat fasih berbahasa Mandarin dan
sangat bagus menyanyikan lagu lagu Mandarin. Sementara di Hongkong, dia
menggunakan bahasa China, bukan Mandarin, yang mampu juga menggunakan bahasa
itu dengan baik.
Aku
dibawa Maryati ke rumahnya di apartemen mewah Tsumsuit. Senja harinya, aku
diajak jalan-jalan memutari Hongkong dan Kowloon. Kami baik kereta bawah tanah,
kapal ferry dan jalan-jalan di Selat Victoria Beach.
Besoknya,
aku diperkenalkan dengan general manager restoran Indonesia Javaness Couliners
Youmatei, Hasan Fauzi, 45 tahun dan aku ditest masak dan dinyatakan lulus
dengan nilai memuaskan. Gajiku cukup menggiurkan dan aku mengisi tempat kosong
yang baru ditinggalkan pekerja lama, John Sadikin, yang pindah ke Kota Seoul, Korea Selatan.
Gajiku
sama persis dengan gaji yang diterima John Sadikin. perbulan aku dapat gaji Rp
20 juta dan cukup untuk hidup nyaman di negeri Hongkong. Waktu liburku, hanya hari
Ji Jumat. Untuk itu, bila hari Jumat, aku gunakan untuk mengaji. Aku mendatangi
pengajian Kampung Muslimah, komunitas Arba Saudi dan Indonesia di Amarh Rock,
dari luar Hongkong yang bisa ditempuh dengan kereta api.
Aku
menghafalkan Mantra Kanjeng Nabi Sulaiman AS, Mantra Sunan Gunung Jati dan
Mantra Kanjeng Sunan Drajat. Mantra-mantra itu selalu kubaca setiap usai
berzikir, zikrullah yang rutin aku lalukan setiap kali aku ingat.
Tiga
bulan aku kerja, omzet penjualan melonjak tajam. Keuntungan restoran langsung
meningkat drastis. Kenaikan keuntungan itu hingga 100 persen. Sungguh angka
yang fantastis dan mengejutkan. Untuk keinaikan itu, aku dilihat sebagai
penentu dari lonjakan omzet tersebut. Maka itu, Pak Fauzi memanggil aku dan
menaikkan gaiku dua kali lipat. Dari Rp 20 juta hingga menjadi Rp 40 juta
per-bulan. Jabatanku, selain juru masak, menjadi wakil general manager.
Karena
kenaikan terus melonjak, maka investor, Hamdan Aung, 67 tahun, yang bermukim di
Guangzou, China, membuka usaha baru di Central Districk dan aku yang menjadi
general manager. Gajiku pun, terakhir Rp 100 juta, di mana usaha itu maju pesat
dan membuka lagi di Mochine Mousie dan aku mengelolanya.
Alhamdulillah,
hingga tahun 2014 pertengahan ini, aku sudah punya dua restoran Indonesia dan
semuanya maju pesat. Dua anakku, Ika dan Nita, aku ambil dari tangan mantan
suamiku dan mereka aku sekolahkan di Hongkong.
Mulanya,
Arbain menahan anak kami. Arbain keberatan dua anakku aku bawa ke Hongkong.
Namun, karena anakku tersiksa hidup dengan Joanna sebagai ibu tiri mereka, maka
dia memilih aku dan hidup bersamaku di Hongkong. Pengadilan juga mengeksekusi,
Ika dan Nita yang hak perwalian mereka ada padaku, memutuskan dua anakku harus
hidup denganku.
Kesuksesan
usahaku, aku yakin karena bantuan Allah Azza Wajalla. Karena aku rajin
berzikir, rajin berdoa dan bersyukur. Namun, kata kiyaiku, mantra-mantar
Kanjeng Nabi Sulaiman dan mantra para wali, juga turut menentukan kesuksesan
usahaku. Kanjang Nabi dan para wali merestuimu dan bersamamu setiap saat. Kata
kiaiku, kiyai haji Marjan Muhamad.
Pada
bulan Agustus 2014, pas hari ulang tahun kemerdekaa RI ke 69, aku dan Maryati
hadis di konsulat jenderal untuk mengikuti perayaan kemerdekaan kita itu. Semua
pekerja Indonesia di Hongkong berkumpul menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Setelah itu, kami memotong tumpengnasi kuning dan makanan hasil bumi Indonesia,
seperti singkong, ubi, jagung dan kacang tanah.
Semua
makanan yang diimpor dari Jakarta itu, kami nikmati dengan baik dan kami
persembahkan sebagai rasa syukur kepada Tuhan, karena Allah telah memberkahi
tanah negeri Indonesia dengan kesuburannya. Sementara nasi tumpeng,
dipersembhakan kepada arwah para pahlawan, pejuang bangsa yang dengan tumpah
darah merebut kemerdekaan ini. Saya membacakan surat Al Fatihah untuk Bung
Karno, The Founding Father, bapak bangsa, yang telah memerdekaan negeri
Indonesia dari segala macam bentuk penjajahan.
Dengan
khusyuk, aku berdoa untuk para pahlawan, wabil khusus berdoa untuk arwah Bung
Karno dan Bung Hatta.
Di luar
dugaanku, pada malam harinya, malam tanggal 18 Agustus 2014, arwah Bung Karno
maujud datang kepadaku. Bung Karno mengenakan jas putih, celana putih dengan
peci hitam di kepalanya. Bung Karno memegang kepalaku dan berpesan, agar aku
terjun ke politik dan kembali ke Indonesia membangun negeri. Dengan kerja keras
dan uangmu, kau bisa membantu rakyat miskin di desa-desa. Bangun lahan
pertanian dan libatkan banyak tenaga kerja di daerah.
Seumur
hidup, baru
itulah aku didatangi arwah yang maujud. Bukan mimpi, bukan pula halusinasi.
Bung Karno benar-benar datang ke rumah ku dan meminta aku ikut membangun bangsa
ini. Bung Karno hanya muncul selama 10 menit, setelah itu dia raib kembali ke
alam barzah.
Kini,
aku telah membebaskan lahan di beberapa propvinsi untuk membangun perkebunan.
Pertanian singkong racun utnuk dijadikan bio etanol dan dieksport ke Jepang.
Sudah ada pembeli di Kyoto dan aku siap mengirim bio etanol ke sana. “Kau
didatangi arwah Bung Karno karena Bung Karno menginginkan kau berharga bagi
rakyat, bukan hanya berharga untuk dirimu sendiri dan keluarga,” kata Kiyai
Haji Marjan Muhamad, kepadaku. Dengan tekad bulat, aku ingin berarti bagi
rakyat bangsa ini sesuai, petuah Bung Karno. ****
Yana Yuliani Malimping
Komentar
Posting Komentar