Cahaya Mistik di   Gunung Lawu
LETAK Gunung Lawu adalah di perbatasan kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah  dan Magetan, Jawa Timur. Gunung ini menyimpan sejuta misteri. Paling misterius si dunia. Tak hanya gunungnya, bangunan di lereng pun juga diselimuti suptamistika. 

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yg terakhir ini adalah puncak tertinggi. Dilereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yg populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, & Sarangan. Agak ke bawah, disisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit : Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran : Astana Girilayu dan Astana Mangadeg, didekat komplek ini terletak Astana Giribangun.
Misteri terselubung di gunung purba ini yg dulunya bernama Wukir Mahendra, juga diakui oleh para peneliti National Aeronautics and Space Administration (NASA), Amerika Serikat. Dari angkasa, mereka melihat penampakan cahaya segi delapan beraturan / oktagon dilereng gunung, tepatnya di Candi Sukuh. Dari lokasi itu pula, para peneliti NASA juga kerap melihat sinar lurus mengarah ke angkasa.
Setelah diteliti diberbagai tempat mereka merujuk pada satu tempat yakni disekitar wilayah Gunung Lawu. Itu pun yg terlihat didalam Google Map hanya titik bangunan candi saja. Sementara gunungnya seperti tertutup”. Hal tersebut juga dibuktikan dengan adanya penemuan batu marmer & giok disebelah utara Gunung Lawu. Giok sendiri digunakan sebagai pelapis untuk pesawat ruang angkasa. Setelit Amerika memang super canggih. Dia juga punya sket Gunung Lawu.
Tapi, di GPS Gunung Lawu selalu tertutup & jarang terlihat. Seperti ada tabir yg menutupi / menghalanginya. Setelah tidak terlihat dari satelit lokasi pasti asal cahaya, para peneliti semakin penasaran. Mereka pun datang langsung ke Gunung Lawu untuk mengunjungi Candi Sukuh.
Masyarakat sekitar meyakini apa yang dilihat para peneliti NASA adalah gerbang portal misterius yang berasal dari titik ujung Candi Sukuh. Cahaya itu memang kerap muncul pada malam hari.
”Masyarakat dulu sering melihat cahaya tersebut namun tidak berani mendekat, takut hilang. Karena mendengar cerita zaman dulu ada satu desa di Lawu yg hilang dan sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Hanya ditemukan sisa peralatan rumah tangga bertebaran di mana-mana.”
Bukan rahasia lagi bila Gunung Lawu menjadi pusat spiritual budaya di tanah Jawa. Apalagi, konon puncak Lawu dipercaya sebagai tempat mukso / menghilangnya dua raja besar di tanah Jawa, yaitu Prabu Airlangga (Raja Kediri Lama) dan Prabu Brawijaya V (Raja Majapahit terakhir).
Meski mendapat julukan salah satu gunung terangker di Indonesia, Gunung Lawu menjadi tempat yg paling sering dikunjungi oleh masyarakat dan juga para tokoh besar Nusantara.
Presiden Soekarno pernah datang ke puncak Lawu. Bahkan, Pak Soeharto menjadikan Gunung Lawu sebagai tempat lelaku spiritualnya. Ia membantah apa yang dilakukan itu musyrik. Persemedian merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.“Bukan mengajarkan untuk musyrik, namun sebagai orang Jawa jangan sampai Jawanya hilang. Semua hasil yg didapat itu dari Yang Maha Kuasa. Namun kita tetap harus berusaha, salah satunya dengan menyepi memohon keridhaan Allah SWT.
Bukti lain yg menyebutkan bila Gunung Lawu ini termasuk gunung purba juga ditemukan flora & fauna langka di gunung tersebut. Misalnya cemara gunung, edelwis, anggrek lawu yg banyak diincar kolektor anggrek. Untuk binatang, harimau & elang jawa.
Di Gunung Lawu masih banyak ditemukan hewan-hewan berukuran jumbo (besar), dari jenis tanaman Gunung Lawu memiliki banyak tanaman langka. Saat mengalami erupsi dahsyat ribuan tahun lalu, bisa terungkap kehidupan zaman purba yg ada di Pulau Jawa. Jejak manusia purba yang pernah mendiami tanah Jawa juga terekam di sana. Banyak juga ditemukan fosil purba yang sampai saat ini tersimpan rapi di museum Sangiran di Sragen, Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil dari penelitian pihak asing, menyebutkan jika keberadaan Candi Cetho & Sukuh tersebut bukan dibuat pada zaman Brawijaya. Bahkan jauh sebelum era Brawijaya candi ini sudah ada. Saat Prabu Brawijaya menemukan candi ini, Raja Majapahit terakhir itu menambahkan bebarapa bentuk bangunan / pahatan pada candi."
Keanehan lain adalah hasil pahatan yg terdapat pada relief Candi Cetho & Sukuh sangat simple dan sederhana. Berbeda dengan pahatan jaman Majapahit yg lebih detil dan rapi.
Bukti lain yg menunjukkan usia candi dibawah lereng Gunung Lawu ini tertua dibandingkan candi-candi lain di dunia, saat utusan peneliti dari Suku Maya Amerika Latin datang ke Candi Sukuh yang memiliki bentuk sama dengan candi peradaban Inca pd thn 1982 silam.
"Mereka mengambil sempel lumut & batu untuk diteliti pada tahun 1982. Hasilnya sangat mengagetkan peneliti Suku Maya ini. Setelah diteliti, ternyata Candi Sukuh usianya jauh lebih tua dibandingkan dengan candi milik Suku Maya.
"Di atas Candi Sukuh sebelah utara ditemukan situs candi purba baru, ada di antara daerah Cemoro Pogog dan Cemoro Bulus. Dugaan candi baru itu termasuk candi purba bisa dilihat dari kontruksi bangunannya. Tidak ada goretan pahatan seperti pada bangunan candi pada umumnya.
Candi tersebut merupakan candi purba yg dibangun saat zaman batu. "Soalnya peradapan seperti pahat dan tatah belum ada di candi baru ini. Semua dari batu. Batunya pun belum begitu ada tatahan, jadi seperti batu gunung yg ditata jenisnya dari batu seperti fosil. Ukuran candi baru tersebut diperkirakan lebih besar dari Candi Sukuh.
Para pendaki gunung Lawu mengakui mistisnya Gunung Lawu. Bagi pendaki kemistisan itu sudah menjadi hal biasa & tidak mengherankan lagi. Misalnya dipuncak ada pasar setan, yakni pasar makhluk gaib tak terlihat yg mana pada malam tertentu ramai seperti pasar nyata. Aura gaib yg angker mulai lereng, lembah, Pos peristirahatan sampai puncaknya sangat terasa. Yg paling penting niat pendaki harus baik. Itu intinya. Insya Allah tidak akan terjadi sesuatu.
Dibandingkan gunung lainnya, Gunung Lawu sering terjadi badai kabut / orang jawa menyebut ampak-ampak (pedut). Menurut kepercayaan masyarakat setempat kabut tersebut sangat berbahaya karena bisa membuat orang jadi tersesat jalan jika nekat menembusnya.
Para pendaki selalu mendapat pesan di bawah jika nanti dalam perjalan menemui ampak-ampak (kabut) jangan meneruskan jalan. Berhenti & bertiarap ditanah cara menghindarinya adalah dengan bertiarap sampai kabut menghilang”. Jika ada yg pendaki yg tersesat, tapi memiliki niat baik, pasti penunggu gunung Lawu yg berupa burung jalak Lawu berwarna kuning akan keluar & menuntun pendaki untuk mencari jalan keluar yg benar.
Selain itu dipuncak Lawu terdapat sebuah sumur misterius terkait dengan Lawu. Sumur dipuncak lawu ini bukan sembarang sumur. Konon, sumur Jalatunda ini memiliki alur sampai ke laut selatan."Meski namanya sumur namun bentuknya adalah sebuah gua kecil yg disebut Sumur Jolotundo. Gua ini gelap dan sangat curam turun ke bawah kurang lebih sedalam lima meter lebih dan berbentuk seperti obat nyamuk / berbentuk spiral.
Keberadaan sumur Jalatunda sangat dikeramatkan oleh masyarakat sekitar dan sering digunakan untuk menyepi. Bentuknya adalah lubang dengan diameter sekitar tiga meter. Untuk turun ke dalam sumur harus menggunakan tali dan lampu senter karena gelap. Di dalam sumur terdapat pintu goa dengan garis tengah 90 cm. Disini bisa terdengar suara debur ombak pantai laut selatan yg jauhnya mencapai ratusan kilometer dari puncak Lawu."Meskipun orang awan sekalipun, bisa mendengar deburan ombak dari sumur tersebut. Bentuknya sih hanya kecil saja. Namun bisa masuk ratusan orang ke dalamnya.


Top of Form

Bottom of Form


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAJI BULGANON HASBULLAH AMIR ORANG KAYA RAYA YANG DERMAWAN..

Dunia Supramistika Tia Aweni D.Paramitha

Pengalaman Abang Bulganon Amir Mursyid Spriritual Tangguh Yang Dapat Bisikan Masuk Neraka