Mengapa Film Garin Nugroho "Kucumbu Tubuh Indahku" Harus Dilarang?


MENGAPA FILM GARIN NUGROHO ‘KUCUMBU TUBUH INDAHKU’ HARUS DILARANG?
Penolakan film Garin Nugroho bukan hanya di Depok, di Palembang juga menolak. Film judul Kucumbu Tubuh Indahku yang menceritakan Rianto, penari LGBT itu, ditentang karena bisa menimbulkan keresahan di masyarakat.
Adegan yang menggambarkan pria feninin, bukan maskulin ini, seakan sutradara dan pembuat film pro-LGBT.
Membela keberadaan LGBT yang bertentangan dengan agama Islam itu. Bahkan agama lain pun, ada pula yang menentang LGBT. Pada jaman Nabi Luth Alaihissalam, Allah murka kepada umat yang saat itu begitu masif sebagai LGBT.
Pria menjadi banci, kewanitaan dan berhubungan dengan pria yang sejenis. Bahkan Maliakat yang menyamarpun, akar diperkosa oleh LGBT. Juga dengan lesbian, wanita yang ke laki-lakian, juga berhubungan seks sesama wanita. Karena keadaan begitu menggila LGBT, Allah murka.
Dan diturunkan-Nya lah badai mematikan umat, Zodom dan Gomorah. Maka habislah umat Nabi Luth yang LGBT itu. Moral dari kisah umat Nabi Luth yang ada di kitab suci, adalah Allah marah, murka pada LGBT. Allah lebih suka pasangan wanita dengan pria.
Bukan pria dengan pria dan wanita dengan wanita. Sebab Allah sudah mentakdirkan manusia dabn makluh-Nya berpasang pasangan, menikah lalu menurunkan keturunan. Lha kalau sejenis, bagaimana dapat keturunan? Maka itu AA Gym suka guyon, bahwa Allah menurunkan manusia pernah adalah Adam dan Hawa. Bukan Adem sama Asep.
Garin Nugroho tertarik ungkap kisah Rianto yang penari di Kebumen ini, dapat difahami. Sebagai seniman Garin melihat ini kisah unik dan menarik. Pantas dikisahkan dalam bentuk gambar hidup dan cerita.
Yaitu sinematografi, film. Garin protes dengan hebohnya masyarakat nyinyir pada film ini. Dia yakin yang memviralkan film Garin sebagai pembelaan kaum LGBT, dadalah mereka yang tidak nonton.
Seharusnya bukan langsung protes,m tapi nonton dan diskusi dengan ada. Ada ruang diskusi dan alasan mengapa film itu dibuat dan alasan cara bertururnya.
Garin Nugroho aset nasional. Dosen IKJ ini bukan sineas sembarangan. Filmnya Cinta Dalam Sepotong Roti memenangkan festival Film Asia Pasific di Korsel tahun 1992.
Banyak filmnya menang di festival dunia. Yang berarti Garin itu pembuat film khusus festival dunia, diadu secara internasional dan sering menang. Karyanya bagus dan mendalam.
Segi artistik dan estetisnya sangat bermutu. Saya wawancara khusus dengan Garin di rumahnya di Cileduk. Berlanjut ngobrol di mobil, antar dia dari Cileduk ke IKJ untuk mengajar.
Tapi sudahlah. Garis harus buka mata bahwa tidak semua tema aman dibuat. Walau itu, saya akui menarik. Sisi yang tidak diangkat sineas lain namun artistik. Tahun 80-an pertnah tema LGBT ini diangkat ke layar lebar.
 Penggarapnya adalah Mardali Syarif. Judulnya, Mereka Memang Ada. Menceritakan LGBT Taman Lawan, Menteng, Jakpus. Di antaranya ada tokoh Mirna, LGBT senior yang kembar dengan Bambang pria tulen. Mereka Menang Ada beredar luas namun kurang menjual. Kini Mardali Syarif, sutradara eksentrik itu, sudah wafat.
          Pelarangan film ini masih parsial. Bukan semua daerah. Ini bari Depok, surat resmi walikota kepada KPI, agar film itu tidak diputar di wiyalah Depok. Palembang juga.
 Saran saya, agar film ini jangan dilarang. Biarkanlah penonton dan masyarakat pencipta film nasional yang menilai. Lalu, tujuan utama, film Garin ini dibawa ke festival dunia. Mana tahu memenangkan festival film Cannes di Perancis atau festival filn alternatif di Amerika Serikat. Garin Nugroho sejajar dengan sineas raksasa Amerika Serikat asal China, Ang Lee. Saat saya wawancara khusus dengan Ang Lee di Taiwan, dia sangat respek dengan karya karya Garin Nugroho, sineas Indonesia ini. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAJI BULGANON HASBULLAH AMIR ORANG KAYA RAYA YANG DERMAWAN..

Dunia Supramistika Tia Aweni D.Paramitha

Pengalaman Abang Bulganon Amir Mursyid Spriritual Tangguh Yang Dapat Bisikan Masuk Neraka