
HANTU MENTENG Menangis tidak selamanya dengan airmata. Tetapi ada kalanya menangis itu tersembunyi di dalam batin. Bergetar dengan seratus gundah gulana dan rasa yang miris. Hati yang teriris oleh duri yang sangat menyayat. Pedih, perih dan haru sekali. Demikianlah pengalamanku saat melihat anak lelakiku yang masih kelas dua sekolah dasar, Burhan Madani, 9 tahun, terpaksa mencari uang dengan ojek payung. Dia menunggu di mobil-mobil mewah yang parkir di Sarinah, lalu penumpangnya dipayungi hingga masuk ke pusat perbelanjaan di Jalan Wahid Hasyim itu, setelah aman dari air hujan. Untuk pekerjaan jasa itu, Burhan Madani menerima bayaran seadanya. Rata-rata pelanggannya memberi Rp 2000. Tapi jika bertemu pelanggan yang berjiwa sosial, Burhan Madani diberi uang Rp 10.000. “Banyak mobil mewah yang memberi uang recehan Mama, tapi ada mobil butut, hanya kendaraan tua merek carry yang sudah keropos dindingnya, malah memberi Rp 20.000, Ma!” ceri...